Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Emiten Tambang Milik Grup Rajawali Bidik Produksi Batu Bara 2 Juta Ton

Tahun ini, produksi batu bara PT Golden Eagle Energy Tbk. ditargetkan mencapai 1,73 juta. Namun, manajemen memperkirakan realisasi produksi hanya mencapai 82 persen seiring dengan tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19
Finna U. Ulfah
Finna U. Ulfah - Bisnis.com 26 Desember 2020  |  13:38 WIB
Emiten Tambang Milik Grup Rajawali Bidik Produksi Batu Bara 2 Juta Ton
Aktivitas di salah satu lokasi pertambangan PT Golden Eagle Energy Tbk - goldeneagle

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara milik Grup Rajawali, PT Golden Eagle Energy Tbk. menargetkan produksi sebanyak 2 juta ton pada 2021 atau naik sekitar 15 persen dibandingkan dengan target pada tahun ini.

Direktur Utama Golden Eagle Energy Roza Permana Putra mengatakan target prEmiten bersandi saham SMMT memperkirakan hingga akhir tahun realisasi volume realisasi produksi diperkirakan hanya mencapai 82 persen dari target 2020 seiring dengan tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19

Hingga September 2020, SMMT telah memproduksi batu bara sebesar 875.000 ton, turun 36 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,36 juta ton. Sementara itu, SMMT mencatatkan volume penjualan hingga September 2020 mencapai 869.000 ton, juga turun 38 persen dibandingkan dengan kuartal III/2019 sebesar 1,2 juta ton.

Roza mengatakan ada tahun depan perseroan akan memanfaatkan momentum peningkatan harga dengan mengoptimalkan kapasitas yang ada dan terus mencari alternatif efisiensi untuk mempertahankan keberlanjutan perseroan dalam jangka panjang

“Dalam hal pemasaran, perseroan akan melakukan marketing mix dengan penetrasi ke pasar domestik dan menambah penjualan batubara ke PLTU dalam negeri,” ujar Roza seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (25/12/2020).

Selain perluasan pasar, SMMT juga akan memadukan antara pasar spot dan HBA yang merupakan rata-rata tiga bulanan yang diharapkan dapat mengurangi risiko fluktuasi harga batubara terutama saat terjadi penurunan harga yang tajam.

Di sisi lain,Golden Eagle Energy  juga telah mengantongi kontrak sekitar 60 persen dari target penjualan 2021. Roza menyebut sebagian besar kontrak tahun depan itu masih berasal dari pembeli lama, tetapi dengan peningkatan volume untuk negara di Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

batu bara golden eagle energy rajawali group
Editor : Rivki Maulana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top