Bisnis.com, JAKARTA — PT BRI Danareksa Sekuritas menyakini bahwa dalam skenario paling optimis indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat bertengger di level 6.705 pada akhir tahun 2021.
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Frederica Widyasari menuturkan, dari sisi makroekonomi banyak katalis positif yang menaungi pergerakan indeks komposit di tahun depan.
Katalis tersebut antara lain pengembangan vaksin yang semakin menjanjikan, implementasi Undang-undang Cipta Kerja, stabilitas keuangan dan ketahanan eksternal yang naik, serta tren kenaikan harga komoditas.
Selain itu, pemulihan ekonomi China dan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS diyakini akan membuat ketidakpastian di pasar global berkurang dan memberikan optimisme pada pasar keuangan.
“Ada kemungkinan dengan pengalihan kepemimpinan Trump ke Biden, akan kembali dijalankannya trans pacific partnership sehingga menguntungkan buat Indonesia,” paparnya dalam sesi webinar, Jumat (18/12/2020)
Adapun untuk tahun depan, dengan perkiraan ekonomi telah memasuki stabilitas yang lebih baik, Frederica mengatakan BRI Danareksa Sekuritas membagi proyeksi IHSG dalam tiga skenario.
Baca Juga
Untuk base case atau skenario dasar, sekuritas memproyeksikan IHSG akan menyentuh level 6.137 dengan asumsi pertumbuhan pendapatan emiten bangkit ke 15 persen dan dengan asumsi penilaian rata-rata 15,4x.
Adapun untuk Best Case atau skenario optimistis, sekuritas mengharapkan pertumbuhan emiten lebih kuat yakni sekitar 18 persen terutama perbankan sehingga indeks komposit dapat menyentuh level 6.705 .
Selanjutnya, pada skenario pesimis atau worst case, sekuritas mengasumsikan pertumbuhan pendapatan lebih rendah yakni sekitar 12 persen. Pun, dalam skenario ini tingkat indeks akan berada di bawah level 6.000 hingga akhir tahun depan.
“Jadi dengan seluruh pertimbangan yang telah disebutkan, demikian proyeksi dari kami,” pungkas Frederica.