Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah di hari keempat berturut-turut pada Senin (14/12/2020) karena investor mempertimbangkan prospek paket stimulus federal dan kemungkinan pembatasan ekonomi terkait virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,62 persen, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,44 persen. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,50 persen.
Perusahaan farmasi menopang indeks Nasdaq setelah Alexion Pharmaceuticals Inc. sepakat untuk diakuisisi oleh AstraZeneca Plc. Produsen energi jatuh setelah OPEC memangkas proyeksi permintaannya.
Minyak mentah melemah hampir sepanjang hari perdagangan sebelum berbalik menguat. Sementara itu, dolar AS memperpanjang pelemahannya.
Optimisme investor terhadap dimulainya vaksinasi Covid-19 memberi jalan untuk kekhawatiran apakah RUU stimulus bipartisan anggota parlemen akan mendapatkan daya tarik setelah dirilis nanti.
Virus corona terus berkecamuk di AS, mengancam pembatasan yang lebih keras di seluruh negeri. Walikota Kota New York Bill de Blasio memperingatkan bahwa orang-orang harus bersiap-siap untuk lockdown penuh dan mulai membuat rencana untuk bekerja dari jarak jauh.
Baca Juga
Sementara itu, Electoral College akan secara resmi memilih presiden Joe Biden.
Manajer portofolio Kingsview Investment Management Paul Nolte mengatakan tanda-tanda kelelahan di pasar lebih umum terjadi hari ini daripada sebulan yang lalu.
“Koreksi yang ditunggu-tunggu bisa datang karena investor bosan dengan Washington, khawatir terhadap kasus Covid-19 selama liburan, atau beberapa kekhawatiran lain yang kemungkinan akan berlalu dalam beberapa bulan daripada mendominasi siklus berita seperti yang dialami Covid selama sembilan tahun terakhir,” ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.
Badan pelaksana vaksinasi pemerintah AS mengatakan sebanyak 80 persen dari populasi dapat diimunisasi pada musim panas mendatang dan memicu kekebalan kelompok (herd immunity).
Sementara itu, analis di Wall Street sepakat bahwa vaksin akan meningkatkan petumbuhan ekonomi tahun depan.
“Ada permintaan investasi terpendam yang sangat besar di seluruh dunia institusional,” kata kepala investasi global Credit Suisse Group AG, Michael Strobaek. “Kami tengah menuju akhir tahun dengan masih banyak likuiditas yang menanti untuk masuk.”