Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan suku bunga acuan dinilai akan menjadi salah satu katalis positif bagi penerbitan surat utang korporasi di sisa tahun ini dan tahun mendatang.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan pada tahun ini terutama paruh pertama 2020, iklim pasar kurang kondusif sehinggga membuat emisi surat utang korporasi berkurang.
Namun kondisi tersebut membaik di paruh kedua tahun ini, yang mana korporasi semakin getol menerbitkan surat utang. Bursa mencatat, hingga 30 November 2020 ada 95 emisi surat utang korporasi dengan total nilai emisi Rp74,89 triliun.
“Penerbitan surat utang menurut catatan kami dilakukan sebagian besar setelah semester kedua tahun 2020, yang mana 63 persen darti total emisi surat utang dilakukan setelah semester kedua,” kata Nyoman belum lama ini.
Adapun dia menilai ada katalis positif dari pemerintah yang mengiringi para pengusaha untuk menerbitkan surat utang di sisa tahun ini maupun masa mendatang, salah satunya adalah penurunan BI 7 Days Repo Rate pada November lalu menjadi 3,75 persen.
Dia juga mengatakan setiap perusahaan tentunya memiliki pertimbangan matang dalam melakukan kegiatan aksi korporasi dan/atau pendanaan melalui Pasar Modal lainnya termasuk penerbitan Obligasi/Sukuk.
Baca Juga
“BEI tentunya senantiasa menyambut baik dan mendukung para pengusaha yang melibatkan Pasar Modal dalam pertumbuhan dan keberlangsungan usaha perusahaan,” imbuhnya.
Dalam pipeline BEI per 4 Desember 2020 terdapat 12 penerbit yang akan menerbitkan 11 emisi obligasi/sukuk. Adapun berdasarkan catatan Bisnis, dalam rentang waktu 4—14 Desember 2020 ini terdapat 5 pencatatan awal obligasi dan sukuk di Bursa Efek Indonesia.