Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah menutup perdagangan Kamis (10/12/2020) dengan penguatan terbatas menyusul perkembangan vaksin untuk pandemi virus corona.
Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai rupiah naik 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.105 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS koreksi 0,02 persen menjadi 91,073.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.130 per dolar AS, menguat 34 poin atau 0,24 persen dari posisi Rp14.164 pada Selasa (8/12/2020).
Penguatan nilai rupiah hari ini menempatkan mata uang garuda di urutan kedua di belakang ringgit Malaysia yang ditutup menguat 0,06 persen. Di sisi lain, mata uang dari Asia lainnya mengalami pelemahan, seperti won Korea Selatan yang turun 0,3 persen dan peso Filipina terkoreksi 0,04 persen.
Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini ditopang oleh faktor pengadaan vaksin baik di dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, beberapa negara telah melakukan tahap penyuntikan vaksin seperti Inggris, China dan juga Amerika Serikat.
Sementara, dari dalam negeri, Indonesia telah menyiapkan penyediaan vaksin untuk masyarakatnya.
"Faktor ini membuat investor optimistis dapat melihat prospek pemulihan ekonomi yang berada pada jalur yang tepat," katanya saat dihubungi pada Kamis (10/12/2020).
Yusuf memperkirakan, sentimen pengadaan vaksin virus corona masih akan menjadi motor pergerakan nilai rupiah pada perdagangan akhir pekan, Jumat (11/12/2020). Hal tersebut juga ditambah dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang masih terus berjalan hingga saat ini.
"PEN yang terus digenjot pemerintah dapat menjadi katalis tambahan bagi pergerakan nilai tukar rupiah besok," lanjutnya.
Untuk perdagangan besok, Yusuf memprediksi nilai rupiah akan melanjutkan penguatannya dan berpeluang meninggalkan level Rp14.000 dan berada di kisaran Rp13.899 - Rp13.990.