Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! Air Kini Diperdagangkan di Bursa Komoditas AS

Para petani, hedge fund, dan pemerintah kota sekarang dapat melakukan lindung nilai terhadap ketersediaan air di masa depan di California, pasar pertanian AS terbesar dan ekonomi terbesar kelima di dunia.
Air kini menjadi komoditas yang diperdagangkan di bursa berjangka California, Amerika Serikat./Bloomberg
Air kini menjadi komoditas yang diperdagangkan di bursa berjangka California, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Air kini menjadi komoditas yang diperdagangkan, seperti halnya emas dan minyak di Wall Street. Hal ini menyoroti kekhawatiran kelangkaan air di sebagian tempat di dunia.

Dilansir Bloomberg, para petani, hedge fund, dan pemerintah kota sekarang dapat melakukan lindung nilai terhadap ketersediaan air di masa depan di California, pasar pertanian AS terbesar dan ekonomi terbesar kelima di dunia.

Kontrak air di CME Group Inc. tersebut terkait dengan air di pasar spot California senilai US$1,1 miliar.

Kontrak yang belum pernah ada sebelumnya di pasar AS tersebut diumumkan pada bulan September 2020 karena panas dan kebakaran hutan melanda Pantai Barat AS dan ketika California mengalami kemarau panjang selama delapan tahun terakhir.

Kontrak ini dimaksudkan untuk melayani baik sebagai lindung nilai bagi konsumen air besar, seperti petani almond dan perusahaan listrik, terhadap fluktuasi harga air, serta alat ukur kelangkaan bagi investor di seluruh dunia.

Direktur pelaksana dan analis RBC Capital Markets Deane Dray mengatakan akan melihat bagaimana kontrak berjangka air baru ini berkembang ke depannya.

"Perubahan iklim, kekeringan, pertumbuhan populasi, dan polusi kemungkinan akan membuat masalah kelangkaan air dan penetapan harga menjadi topik hangat untuk tahun-tahun mendatang," ujar Dray, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (8/12/2020).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim yang didorong oleh manusia menyebabkan kekeringan parah dan lebih banyak banjir, sehingga ketersediaan air semakin sulit diprediksi.

Di California, musim kemarau parah terus terjadi sejak Desember 2011 hingga Maret tahun lalu, menurut U.S. Drought Monitor. Efek yang paling mengerikan terjadi pada Juli 2014, dengan 58 persen tanah negara bagian mengalami kekeringan yang luar biasa, yang menyebabkan gagal panen, hilangnya padang rumput, dan keadaan darurat air lainnya.

Kontrak berjangka terkait dengan Indeks Air Nasdaq Veles California, yang dimulai dua tahun lalu dan mengukur harga rata-rata volume air. Kontrak air Januari 2021 yang diperdagangkan Senin mencatat dua perdagangan.

"Saya senang kita melakukan perdagangan," kata Clay Landry, direktur pelaksana di perusahaan konsultan WestWater Research, yang menyediakan data yang digunakan untuk menghitung indeks air.

“Di pasar fisik, sangat sulit untuk menyelesaikan kesepakatan. Bagi saya ini terasa seperti secepat kilat," lanjutnya.

Indeks menetapkan harga spot patokan mingguan hak atas air di California, didukung oleh rata-rata volume tertimbang dari harga transaksi di lima pasar terbesar dan paling aktif diperdagangkan di negara bagian itu.

Kontrak diselesaikan secara finansial dan bukan pengiriman fisik yang sebenarnya. Kontrak mencakup kontrak kuartalan hingga 2022, dengan masing-masing mewakili 10 acre-feet, setara dengan kira-kira 3,26 juta galon (12.340 m3).

Menurut CME yang berbasis di Chicago, kontrak berjangka membantu pengguna air mengelola risiko dan menyelaraskan penawaran dan permintaan dengan lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper