Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara milik taipan Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), bekerja sama dengan PT Pertamina (persero) untuk melakukan kajian proyek gasifikasi batu bara.
Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan langkah awal untuk mengembangkan proyek gasifikasi batu bara, dalam rangka mendukung upaya pemerintah pada program peningkatan nilai tambah komoditas.
“Selain membuka peluang diversifikasi serta pengembangan bisnis bagi Adaro dan Pertamina, kami berharap kerja sama ini dapat membawa banyak manfaat bagi Indonesia,” ujar Febriati kepada Bisnis, Senin (7/12/2020).
Adapun, proyek gasifikasi ini diyakini dapat meningkatkan ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi defisit neraca perdagangan, mengurangi beban subsidi pada APBN, dan menjadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Sebelumnya, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan bahwa ke depan pihaknya akan lebih proaktif untuk melakukan inisiatif terkait ekspansi di penghiliran batu bara.
“Teknologinya sudah proven, apakah coal to methanol, coal to DME, atau coal to gas, nanti kami pilah lagi, mana yang sesuai dengan bisnis model kami, dan yang bisa sinergi dengan Adaro, nanti kami akan lakukan,” ujar Garibaldi saat media gathering HUT ke 28 Adaro Energy secara virtual, Selasa (20/10/2020).
Baca Juga
Pria yang kerap disapa Boy Thohir ini juga mengaku telah melakukan studi dan penjajakan dengan beberapa perusahaan, termasuk pihak asing, yang memiliki teknologi di bidang penghiliran batu bara tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan program gasifikasi batu bara merupakan upaya Pertamina untuk mengembangkan energi alternatif dengan bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia sekaligus mengurangi impor LPG.
Dalam kerja sama ini, dia menekankan pentingnya penerapan teknologi yang tepat sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan yang dikhawatirkan dari penggunaan batu bara.
“Program pengurangan impor BBM dan LPG ini sejalan dengan strategi Pertamina ke depan untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku energi sehingga dapat mengurangi impor dan defisit neraca perdagangan," katanya dalam keterangan resminya, Senin (7/12/2020).
Nicke mengatakan program tersebut perlu didukung oleh kepastian regulasi ke depannya sehingga menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, industri, dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
Program gasifikasi batu bara sebetulnya sudah dimulai Pertamina sejak beberapa waktu lalu. Sebagai bentuk komitmen, Pertamina kembali melanjutkan program ini dengan menggandeng lebih banyak perusahaan batu bara.
Selain bersama dengan ADRO, Pertamina juga menggandeng PT Indika Energy Tbk. (INDY) untuk melakukan kajian bersama terkait proyek gasifikasi itu.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Selasa (8/12/2020), saham ADRO parkir di level Rp1.545, naik 4,04 persen, sedangkan INDY naik hingga 9,97 persen ke posisi Rp1.930.