Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Mandom (TCID) Kejar Pertumbuhan Kinerja Keuangan

PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID) mengakui telah menunda proyek investasi pada tahun ini. Manajemen pun menilai bahwa pada tahun depan perseroan tidak membutuhkan banyak biaya investasi karena produksi dan penjualan masih terbatas.
Gedung Mandom Indonesia. /mandom
Gedung Mandom Indonesia. /mandom

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten barang konsumer PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID) menyatakan bakal menggenjot kinerja pada tahun depan seiring dengan laju perekonomian yang mulai pulih di akhir 2020.

Presiden Direktur Mandom Indonesia Masahiro Ueda mengatakan kondisi pandemi membuat perseroan tidak bisa leluasa dalam mengembangkan usaha. Oleh karena itu, dia berharap kondisi pandemi bisa berangsur pulih pada tahun depan.

“Kami berharap pada 2021, kondisi pandemi akan membaik secara perlahan dan terkontrol. Jadi, kita bisa bergerak ke era setelah pandemi, saat kondisi pasarnya sendiri pulih,” ungkap Masahiro dalam paparan publik perseroan secara virtual, Selasa (1/12/2020).

Perseroan mengakui telah menunda proyek investasi pada tahun ini. Manajemen pun menilai bahwa pada tahun depan perseroan tidak membutuhkan banyak biaya investasi karena produksi dan penjualan masih terbatas.

Sementara, Wakil Presiden Direktur Mandom Indonesia Effendi Tandi mengatakan perseroan masih menaruh harapan bahwa kinerja keuangan bisa bertumbuh pada 2021 mendatang setelah pandemi mereda.

Ia memberi catatan bahwa pembatasan aktivitas masyarakat pada tahun ini membuat perilaku konsumen juga ikut berubah sehingga perseroan harus menyesuaikan kebutuhan dengan produk yang diluncurkan.

“Strategi kita ke depannya digital marketing dan e-commerce akan fokuskan untuk mencapai pertumbuhan di tahun depan,” ungkap Effendi.

Mengutip dari laporan keuangan perseroan per September 2020, TCID mencatatkan rugi bersih sebesar Rp75,39 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp134,34 miliar.

Kerugian yang ditanggung perseroan sebenarnya disebabkan oleh penurunan penjualan bersih sebesar 32,14 persen secara tahunan menjadi Rp1,47 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper