Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor semen yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. menyabet dua penghargaan dari Bisnis Indonesia TOP BUMN Award 2020.
Penghargaan BUMN Paling Tahan Banting atau The Most Resilient BUMN 2020 dengan kategori perusahaan publik sektor non keuangan beraset di atas Rp15 triliun diboyong oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebagai institusi.
Selanjutnya, penghargaan the Best CEO BUMN 2020 dengan kategori perusahaan publik sektor non keuangan beraset di atas Rp15 triliun diberikan kepada Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso.
Adapun, Semen Indonesia merupakan pemain besar di industri semen Tanah Air dengan pangsa pasar tertinggi berlokasi di wilayah Jawa Timur. Setelah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) pada 2019, Semen Indonesia kini memiliki pangsa pasar semen terbesar di Indonesia yaitu 53,4 persen.
Produsen Semen Gresik, Semen Padang, hingga Dynamix ini awalnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Perseroan diresmikan di Gresik pada 7 Agustus 1957 oleh Presiden Soekarno. Kala itu, kapasitas terpasang milik perseroan sebesar 150 ribu ton per tahun.
Dengan rampungnya akuisisi SMCB tahun lalu, kini Semen Indonesia tumbuh menjadi salah satu produsen semen terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas terpasang 53 juta ton per tahun.
Baca Juga
Selain semen, Semen Indonesia juga memiliki 10 bidang usaha pendukung a.l. logistik, produksi beton siap pakai, perdagangan bahan bangunan, hingga jasa penambangan.
Semen Indonesia yang memiliki kode saham SMGR ini merupakan perusahaan yang sudah lama berkiprah di Bursa Efek Indonesia. Perseroan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 8 Juli 1991, menjadikan perseroan sebagai BUMN pertama yang menjadi perusahaan terbuka.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, SMGR membukukan kenaikan laba bersih sebesar 19,37 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp1,54 triliun dari sebelumnya Rp1,29 triliun.
Kenaikan laba itu terjadi pada saat pendapatan perseroan masih turun. Top line dari SMGR tercatat turun 8,89 persen yoy menjadi Rp25,62 triliun dari sebelumnya Rp28,12 triliun.
Penjualan semen tetap menjadi kontributor utama pendapatan perseroan yaitu sebesar 83,73 persen atau senilai Rp21,45 triliun. Berikutnya, penjualan terak senilai Rp2,19 triliun mewakili 8,56 persen total pendapatan.
Penjualan beton jadi dan siap pakai senilai Rp1,34 triliun atau 5,24 persen dari total pendapatan dan pendapatan lain-lain senilai Rp539,28 miliar atau 2,10 persen dari total pendapatan.
Sisanya, pendapatan SMGR berasal penjualan kantong semen sebesar Rp45,37 miliar, persewaan tanah Rp22,14 miliar, tanah kawasan industri Rp16,28 miliar, dan jasa penambangan Rp7,27 miliar.