Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Indofarma (INAF) Membaik pada Kuartal III/2020, Bisa Laba Akhir Tahun?

Emiten pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp749,25 miliar, naik 28,4 persen secara tahunan. Rugi bersih perseroan tercatat mengecil dari periode sebelumnya Rp34,84 miliar menjadi Rp18,88 miliar.
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF) berhasil mencatatkan perbaikan kinerja ditandai dengan pertumbuhan pendapatan dan mengecilnya rugi bersih perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini. Dengan demikian, perseroan kemungkinan bisa saja mencatatkan kinerja yang sama baiknya seperti tahun lalu untuk performa akhir tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, emiten pelat merah tersebut mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp749,25 miliar, naik 28,4 persen secara tahunan. Rugi bersih perseroan tercatat mengecil dari periode sebelumnya Rp34,84 miliar menjadi Rp18,88 miliar.

Kendati mengalami kerugian lain-lain sebesar Rp5,4 miliar, namun perseroan berhasil menekan beban penjualan 4,12 persen menjadi Rp95,94 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar 8,62 persen menjadi Rp75,24 miliar.

Berdasarkan segmentasi produk, pendapatan INAF memang masih didominasi oleh penjualan obat ethical di pasar lokal yang mendominasi sekitar 58,82 persen dari total pendapatan dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Segmen itu turun tipis atau sebesar 5,14 persen secara tahunan.

Adapun, segmen penjualan alat kesehatan, diagnostik dan lainnya di dalam negeri meningkat pesat 182,04 persen secara tahunan menjadi Rp286,75 miliar. Kenaikan penjualan juga dibarengi segmen pendapatan dari produk obat ethical yang dijual ke pasar luar negeri yang meroket 385,84 persen menjadi Rp4,42 miliar.

Berdasarkan posisi keuangan, liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp1 triliun dari Rp879 miliar pada Desember tahun lalu, diikuti dengan penurunan ekuitas menjadi Rp486,05 miliar dari Rp504,93 miliar pada akhir 2019.

Hal ini pada akhirnya membuat aset perseroan meningkat dari Rp1,38 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp1,49 triliun pada September 2020. Perseroan juga mencatatkan kenaikan kas dan setara kas akhir periode sebesar 69,09 persen menjadi Rp27,1 miliar.

Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno dalam pemberitaan sebelumnya memberikan bocoran bahwa 50 persen dari target pendapatan 2020 terkonsentrasi pada kuartal keempat.

Perseroan juga saat ini dinilainya masih berusaha untuk memenuhi target penjualan sebesar Rp1,645 triliun sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020.

Adapun, meski dalam kondisi rugi sebesar Rp34,84 miliar pada September 2019 lalu, nyatanya INAF berhasil mencetak profit untuk kinerja keseluruhan tahun tersebut, setelah 3 tahun merugi.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2019 yang telah diaudit, perseroan berhasil mencetak laba Rp7,96 miliar, berbalik dari posisi rugi pada tahun sebelumnya sebesar Rp32,73 miliar.

Pada pertengahan tahun ini, Herry Triyatno memang menjelaskan bahwa volume penjualan pada enam bulan pertama setiap tahunnya memang selalu kecil. Dia menjelaskan umumnya bisnis tender akan terealisasi pada kuartal ketiga dan keempat setiap tahunnya.

INAF juga sudah melakukan perubahan strategi bisnis dengan perlahan-lahan menaikkan proporsi penjualan reguler apotik, rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper