Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) rupiah ditutup melemah 105 poin atau 0,75 persen ke posisi Rp14.155 per dolar AS. Rupiah melemah di saat Bank Indonesia memangkas tingkat bunga acuan 25 basis poin ke level 3,75 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, di awal perdagangan, kurs rupiah terpantau berada di posisi Rp14.095 per dolar AS, melemah 25 poin atau 0,18 persen dari level penutupan kemarin. Sementara itu di waktu yang sama, indeks dollar menguat 0,17 poin atau 0,19 persen ke level 92,49.
Mata uang Asia lainnya juga mengalami nasib serupa dengan mata uang Garuda. Won Korea mengalami depresiasi paling dalam yakni -0,67 persen, kemudian baht Thailand -0,21 persen, yuan China -0,17 persen.
Pelemahan di awal perdagangan ini menjadi yang kedua secara beruntun. Kemarin nilai tukar rupiah melemah tipis 15 poin ke posisi Rp14.070. Kendati melemah, dalam sebulan terakhir rupiah berada dalam tren positif dengan penguatan hampir 4 persen. Pun bila dilihat dalam periode tahun berjalan (year to date), depresiasi rupiah juga mengecil menjadi hanya 1,47 persen.
Direktur TFRX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahan bakar utama penguatan rupiah sejak awal November adalah kemenangan kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam Pilpres Amerika Serikat.
Namun, dia menilai euforia tersebut hanya bertahan sekitar seminggu saja. Terbukti dari pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang greenback yang berfluktuasi sepekan belakangan.
“Selain itu, pergerakan rupiah juga terpengaruh oleh sentimen vaksin, dari sisi progress pengembangan juga dari sikap Trump dan Biden yang berseberangan soal pandemi dan vaksin,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (18/11/2020)
Ibrahim menyebut potensi penguatan mata uang Garuda masih terbuka lebar hingga akhir tahun. Bahkan, dia memproyeksikan rupiah bisa menguat hingga level Rp13.500 per dolar AS.
Saat ini para pelaku pasar cenderung masih menunggu nasib stimulus yang akan digelontorkan pemerintah dan Bank Sentral AS, juga bank-bank sentral dunia lain. Jika stimulus berlangsung mulus, akan memberikan sentimen positif kepada rupiah.
Selain itu, nilai tukar rupiah juga akan terdorong oleh pemangkasan suku bunga yang diprediksi bakal dilakukan bank-bank sentral dunia di akhir tahun, termasuk Bank Indonesia yang memberi sinyal akan menurunkan 25 bps pada Desember nanti.
Dia menyebut pelaku pasar cenderung tak terlalu mempersoalkan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia yang tengah dilaksanakan pada 18—19 November ini karena kemungkinan besar BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan.
“Bank Indonesia tidak mungkin menurunkan suku bunga sendiri, pasti sejalan dengan langkah bank sentral lain karena kalau cuma sendiri pasar tidak akan bereaksi. Tapi jika bersama Bank Sentral Eropa, AS, turun, rupiah bisa lebih kuat,” pungkasnya.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 105 poin atau 0,75 persen ke posisi Rp14.155 per dolar AS. Rupiah melemah di saat Bank Indonesia memangkas tingkat bunga acuan 25 basis poin ke level 3,75 persen. Indeks dolar di sisi lain naik 0,25 persen ke level 92,55.
Nilai tukar rupiah melemah 96 poin atau 0,67 persen ke level Rp14.181 per dolar AS. Indeks dolar naik 0,15 persen menjadi 92.459
Nilai tukar rupiah terhadap dolar makin tertekan. Rupiah melemah 81 poin ke level 14.151 per dolar AS. Indeks dolar di sisi lain naik 0,19 persen ke level 92.495
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 25 poin atau 0,28 persen ke level 14.095. Indeks dolar di sisi lain terpantau naik 0,18 persen ke level 92.479