Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengembang lahan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp557,4 miliar hingga akhir kuartal III/2020.
Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda menyampaikan pendapatan marketing sales tersebut di bawah realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,08 triliun. Terhambatnya pasar properti akibat pandemi sejak awal kuartal II/2020 menjadi penyebabnya.
“Dalam hal penjualan real estat secara marketing, perseroan mencatat Rp557,4 miliar selama tiga kuartal tahun 2020,” kata Muljadi dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (11/11/2020).
Adapun, penjualan segmen perumahan/komersil dan lainnya berkontribusi paling besar 55 persen sementara penjualan produk industri berupa tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik berkontribusi sebesar 45 persen dari total marketing sales.
Kendati kondisi pandemi masih berlangsung, pendapatan marketing sales emiten berkode saham KIJA tersebut terbilang membaik pada kuartal III/2020 senilai Rp301,8 miliar dibandingkan perolehan pada kuartal II/2020 yang senilai Rp144,8 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, Jababeka melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 29,45 persen menjadi Rp1,82 triliun dari sebelumnya Rp1,41 triliun.
Baca Juga
Namun, perseroan membukukan beban lain-lain senilai Rp279,77 miliar padahal pada periode yang sama tahun lalu posisi ini ditempati oleh pendapatan lain-lain senilai Rp166,29 miliar.
Hal itu membuat perseroan merugi hingga Rp266 miliar pada akhir kuartal III/2020 atau berbalik dari posisi laba Rp66,06 miliar pada kuartal III/2019.