Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Sentuh Level Rp14.000-an, Besok Bisa Tembus Rp13.900?

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah yang berlanjut disebabkan oleh pasar yang menyambut terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperkirakan melanjutkan penguatannya terhadap mata uang dolar Amerika Serikat pada perdagangan besok, Selasa (10/11/2020).

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim dalam laporannya memperkirakan nilai tukar rupiah akan dibuka fluktuatif dan menguat 20 hingga 150 poin.

“Pada penutupan besok, rupiah kemungkinan akan menguat sebesar 30 sampai 150 point di level Rp13.990 - Rp14.150,” ungkap Ibrahim dalam laporannya.

Adapun pada perdagangan hari ini, Senin (9/11/2020), rupiah ditutup menguat 145 poin atau 1,03 persen ke level level Rp14.065 per dolar Amerika Serikat (AS).

Penguatan nilai tukar rupiah menjadi yang terbesar di wilayah Asia. Mata uang Garuda mampu mengungguli yuan China yang menguat 0,697 persen won dan Korea Selatan yang menguat 0,667 persen.

Ibrahim mengatakan penguatan rupiah yang berlanjut disebabkan oleh pasar yang menyambut terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS.

Pergantian kepemimpinan dari Donald Trump ke Biden diyakini akan membawa suasana pada Gedung Putih yang lebih tenang. Hal tersebut dapat meningkatkan perdagangan dunia dan mempermudah kebijakan moneter yang akan dirancang.

Selain itu, presiden terpilih dan timnya dilaporkan sedang mengerjakan paket bantuan Covid-19 untuk membantu mengatasi pandemi virus corona yang penyebarannya kian memburuk di Negeri Paman Sam.

Sementara itu, dari dalam negeri, perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Hal ini terjadi di tengah kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 sebesar 3,49 persen.

"Meskipun tidak terlalu signifikan, namun yang terpenting bagi pemerintah mempertahankan ekonomi agar ekonomi di Kuartal IV/2020 tidak terpuruk," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper