Bisnis.com, JAKARTA – Minat masyarakat yang terjaga sepanjang tahun akan menjadi katalis positif bagi penjualan sukuk tabungan seri ST007. Potensi perluasan pangsa pasar juga terbuka seiring dengan format ST007 yang berupa green sukuk ritel.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan tingkat kupon ST007 sebenarnya terbilang rendah dibandingkan dengan seri-seri obligasi ritel sebelumnya.
Hal tersebut karena penentuan kupon menyesuaikan dengan kondisi pasar yang tengah memberlakukan kebijakan suku bunga acuan yang rendah.
Meski demikian, Ramdhan mengatakan ST007 masih akan dilirik oleh para investor ritel. Menurutnya, tingkat imbal hasil yang ditawarkan pada ST007 masih lebih menarik dibandingkan dengan instrumen sejenis seperti deposito.
“Meskipun rendah, tetapi return yang dijanjikan masih cukup tinggi dibandingkan dengan deposito. Angka penjualan ST007 kemungkinan menembus Rp10 triliun,” katanya saat dihubungi pada Selasa (3/11/2020).
Selain itu, literasi dan edukasi masyarakat terhadap instrumen obligasi ritel juga semakin baik karena sosialisasi yang gencar dilakukan pemerintah. Hal ini dinilai penting guna menjaga minat investor terhadap pasar obligasi ritel.
Baca Juga
Ia menambahkan, penjualan ST007 yang merupakan green sukuk ritel juga akan meningkatkan minat investor. Ramdhan menilai, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan saat ini sudah sangat tinggi. Mereka ingin turut terlibat dalam usaha pemerintah dalam memelihara lingkungan hidup.
“Green sukuk ritel ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon investor meskipun pengaruhnya tidak begitu besar,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ramdhan mengatakan potensi kenaikan kupon yang masih terbuka juga membuat ST007 masih akan dilirik oleh para investor. Dengan pemberlakuan kupon minimal 5,5 persen yang mengambang, investor berpeluang menerima return yang lebih baik apabila menahan kepemilikannya hingga masa jatuh tempo.
“Peluang kenaikan kupon ini sepertinya baru akan terjadi pada 2022 mendatang, karena melihat kondisi 2021 diperkirakan perekonomian masih tren pemulihan dari virus corona,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan resmi dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan pada Selasa (3/11/2020), masa penawaran sukuk tabungan akan resmi dibuka Rabu besok pada pukul 09.00 WIB dan ditutup pada 25 November 2020 mendatang.
ST007 diterbitkan tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable). Sukuk tabungan ini juga tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption. Masa jatuh tempo ST007 adalah pada 10 November 2022.
Kupon yang ditawarkan pada ST007 bersifat mengambang dengan batas minimal sesuai dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia. Untuk periode pertama, yang akan dibayar pada tanggal 10 Januari 2021 dan tanggal 10 Februari 2021, berlaku kupon sebesar 5,5 persen.
Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 5,5 persen tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor). Tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo. ST007 memiliki underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2020, termasuk green asset.
Pemerintah telah menetapkan jumlah minimum pemesanan ST007 sebesar Rp1 juta dan nilai maksimum sebesar Rp3 miliar. Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 30 November 2020, sedangkan setelmen akan dilaksanakan pada 2 Desember 2020.