Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Raksasa Properti Grup Sinar Mas Anjlok 79 Persen Tinggal Rp469,5 Miliar

PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) membukukan laba bersih senilai Rp469,55 miliar, anjlok 79,67 persen yoy dari sebelumnya Rp2,31 triliun pada kuartal III/2019.
Tengara BSD City di kawasan Bumi Serpong Damai. BSD City merupakan salah satu proyek yang digarap oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk./bsdcity.com
Tengara BSD City di kawasan Bumi Serpong Damai. BSD City merupakan salah satu proyek yang digarap oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk./bsdcity.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti Grup Sinar Mas, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih per September 2020.

Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, manajemen BSDE menyampaikan pendapatan per September 2020 mencapai Rp4,28 triliun. Nilai itu turun 18,18 persen year on year (yoy) dari Rp5,23 triliun per September 2019.

BSDE mampu membukukan laba bersih senilai Rp469,55 miliar. Namun, nilai itu anjlok 79,67 persen yoy dari sebelumnya Rp2,31 triliun pada kuartal III/2019.

Pengembang yang beken dengan nama Sinar Mas Land ini menggunakan kas bersih untuk investasi senilai Rp1,05 triliun, naik dari sebelumnya Rp1 triliun. Kas dan setara kas pada akhir periode naik menjadi Rp10,89 triliun dari sebelumnya Rp8,86 triliun.

BSDE mencatatkan liabilitas Rp26,61 triliun, naik dari Rp20,89 triliun pada akhir 2019. Liabilitas jangka panjang berkontribusi Rp14,9 triliun sedangkan liabilitas jangka pendek sejumlah Rp11,71 triliun.

Ekuitas BSDE naik menjadi Rp34,28 triliun per September 2020 dari Rp22,55 triliun pada akhir 2019. Total aset pun meningkat menuju Rp60,89 triliun dari sebelumnya Rp54,44 triliun.

Sebelumnya, Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan menyampaikan bahwa emiten berkode saham BSDE tersebut mencatatkan pendapatan prapenjualan senilai Rp4,7 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Pencapaian tersebut setara dengan 65 persen dari target prapenjualan yang ditetapkan perseroan tahun ini senilai Rp7,2 triliun.

“Pencapaian prapenjualan ini didukung oleh keberhasilan penjualan sejumlah produk baru pada kuartal III/2020, baik segmen residensial maupun komersial, a.l. Freja House, Freja Suites, Loka 65, 92 Avenix, YC Hub di BSD City serta O2+ Urban Pop di Grand Wisata—Bekasi,” tulis Hermawan dalam keterangan resmi, Jumat (16/10/2020).

Adapun perincian dari marketing sales BSDE terdiri dari beberapa segmen. Segmen komersial mencatatkan marketing sales paling tinggi sebesar Rp1,6 triliun atau 34 persen dari total pendapatan prapenjualan pada periode Januari - September 2020.

Dalam segmen komersial, terdapat penjualan lahan komersial di BSD City senilai Rp624,68 miliar, penjualan apartemen senilai Rp346,35 miliar, dan penjualan ruko senilai Rp637,58 miliar.

Hermawan menyebut penjualan hunian vertikal perseroan didukung oleh proyek apartemen di Jakarta Selatan yaitu Southgate di TB Simatupang dan The Elements di Rasuna CBD, apartemen di Jakarta Barat yaitu Aeurium Apartment di Taman Permata Buana, serta Apartment Akasa dan Upperwest BSD City.

Untuk penjualan ruko, marketing sales BSDE ditopang oleh pengembangan proyek baru di BSD Ciy seperti Loka 95, 92 Avenix dan YC Hub, serta O2+ Urban Pop di Grand Wisata—Bekasi.

Adapun, penjualan lahan turut menopang pencapaian prapenjualan BSDE pada kuartal II/2020. Hermawan menunjukkan bahwa penjualan lahan senilai Rp181,02 miliar kepada PT Sahabat Duta Wisata berkontribusi sebesar 6 persen total prapenjualan BSDE hingga 30 September 2020.

PT Sahabat Duta Wisata merupakan perusahaan patungan yang akan mengembangkan proyek pusat perbelanjaan di Grand Wisata, Bekasi.

“[Dari lokasi [BSD City masih memberikan kontribusi terbesar terhadap total prapenjualan yaitu 63 persen, Grand Wisata sebesar 12 persen, The Zora 8 persen, dan Kota Wisata sebesar 4 persen,” imbuh Hermawan.

Ke depannya, Hermawan optimistis BSDE dapat mencapai target prapenjualan yang ditetapkan Rp7,2 triliun tahun ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper