Bisnis.com, JAKARTA — Emiten industri tekstil dan produk tekstil (TPT), PT Pan Brothers Tbk. mengklaim kinerja produksi masih mencatatkan pertumbuhan kendati pandemi Covid-19 belum usai.
Perseroan yang berdiri sejak 1980 itu memiliki kapasitas produksi per tahun lalu 117 juta pakaian dengan 97 persen untuk pasar ekspor.
Corporate Secretary Pan Brothers Iswar Deni mengatakan hingga menuju penghujung tahun ini, perseroan tetap mengalami kenaikan order sehingga penjualan tetap naik kalau dibanding periode tahun lalu.
Sejalan dengan hal itu, Iswar menyebut sejauh ini tidak ada kendala produksi di pabrikan meski 70 persen bahan baku masih dipasok dari impor.
"Semua order bisa kita terima sesuai rencana. Kita di bonded area dan supplier kita juga dari banyak negara," katanya kepada Bisnis, Rabu (28/10/2020).
Iswar menambahkan permintaan yang paling mendorong kinerja di tahun pandemi ini tetap dari brands untuk produk technical and functional wear yang menjadi keunggulan perseroan.
Baca Juga
Perseroan yang sudah memiliki enam pabrikan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Tangeran ini sejak Maret 2020 juga sudah memproduksi brand sendiri untuk produk masker dan mulai April 2020 menyusul memproduksi hazmat untuk domestik dan ekspor ke Amerika Latin, Afrika, dan Timur Tengah.
"Kami juga memproduksi macam-macam garmen yang anti air dan anti bakteri, dan lainnya tetapi penjualan terbesar tetap ke brands," ujar Iswar.
Adapun menilik laporan keuangan per September 2020, penjualan perseroan kepada brands yakni Adidas Sourcing Ltd meningkat 27,61 persen secara tahunan menjadi US$81,69 juta, sedangkan penjualan kepada Uniqlo menurun 28,49 persen secara tahunan menjadi US$75,98 juta.
Emiten berkode saham PBRX tersebut mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$20,59 juta, bertumbuh 32,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan perhitungan kurs Jisdor per 30 September 2020 senilai Rp14.918, maka laba bersih PBRX per kuartal III/2020 setara dengan Rp307,16 miliar.
Adapun, pendapatan perseroan mampu bertumbuh 6,49 persen secara tahunan menjadi US$523,79 juta atau sekitar Rp7,81 triliun hingga periode kuartal ketiga tahun ini.
Sebelumnya, Vice Chief Executive Officer Pan Brothers Anne Patricia Sutanto sebelumnya mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas produksi melalui investasi dalam digitalisasi dan otomatisasi proses produksi.
Perseroan, lanjutnya, biasanya mengeluarkan belanja modal sekitar US$10 juta sampai US$15 juta per tahun untuk melakukan digitalisasi maupun otomatisasi tersebut.
Menurut ramalannya, Pan Brothers akan mengalami pertumbuhan produksi pada tahun ini. Namun demikian, lanjutnya, pihaknya harus memeriksa kembali pertumbuhan penjualan pemilik merek yang dipasok oleh perseroan.
Pasalnya, pada semester I/2020 banyak pemilik merek internasional yang menunda pemesanan. Pada saat yang bersamaan, sebagian pemilik merek internasional memindahkan pasokan garmennya ke perseroan.