Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Menguat Gak Ngefek! Rupiah Masih Perkasa

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat tipis 10 poin ke level Rp14.650 pada perdagangan hari ini, Senin (26/10/2020).
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat tipis 10 poin pada perdagangan hari ini, Senin (26/10/2020) kendati dolar mencetak tren penguatan

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp14.650 dan ditutup di level yang sama pada perdagangan hari ini. Sepanjang perdagangan rupiah bergerak di rentang Rp14.650 hingga Rp14.680,5 per dolar AS.

Sementara itu, kurs rupiah  hampir menyentuh level Rp14.700 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (26/10/2020).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.697 per dolar AS, menguat 41 poin atau 0,28 persen dari posisi Rp14.738 pada Jumat (23/9/2020).

Penguatan rupiah terjadi di saat dolar AS menguat terhadap mata uang utama dunia. Indeks dolar tercatat menguat 0,21 persen menjadi 92,9610.

Penguatan rupiah juga terjadi di saat sebagian mata uang Asia dipimpin oleh won Korea Selatan. Won berhasil mencetak penguatan 0,46 persen, disusul peso Filipina yang juga menguat 0,20 persen.

Sebelumnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan mengatakan penguatan rupiah didukung oleh membaiknya risiko sentimen di pasar keuangan negara berkembang. Kondisi iu ditopang oleh optimisme kesepakatan tambahan stimulus fiskal AS di parlemen.

Lebih lanjut, dia menyebut penguatan nilai tukar rupiah ditopang fundamental ekonomi Indonesia yang positif. Dengan demikian, investor asing kembali masuk.

Sepanjang bulan Oktober 2020, pihaknya mencatat kepemilikan investor asing dalam surat berharga negara (SBN) naik US$1,3 miliar. Namun, investor asing masih membukukan net sell di pasar saham US$268 juta pada Oktober 2020.

Di samping itu, rupiah juga menguat karena ditopang oleh potensi surplus neraca transaksi berjalan pada kuartal III/2020. Hal itu terindikasi dari peningkatan surplus neraca perdagangan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

“Jelang Pemilu Presiden AS pada 3 November 2020 serta rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tanggal 5 November 2020, nilai tukar rupiah diperkirakan akan cenderung stabil,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (25/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper