Bisnis.com, JAKARTA – Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) memutuskan untuk merevisi alokasi belanja modal atau capital expenditure pada tahun ini karena pandemi virus corona (Covid-19).
Direktur Chandra Asri Petrokimia Suryandi mengatakan bahwa perubahan anggaran belanja modal tersebut terjadi karena kondisi pandemi. Dalam catatan Bisnis, semula emiten bersandi saham TPIA itu mencetak mengalokasikan belanja modal US$430 juta.
“Karena kondisi pandemi, capex kita turunkan menjadi US$135 juta,” tutur Suryandi dalam conference call, Senin (26/10/2020).
Suryandi mengatakan selama kuartal ketiga tahun ini sebenarnya sudah ada angin segar untuk sektor petrokimia ditandai dengan kenaikan permintaan di China. Pada kuartal keempat, perseroan mengharapkan hal positif tersebut masih terus berlanjut hingga akhir tahun ini.
Menurut Suryandi,megaproyek Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2) masih terus berjalan meski diproyeksikan mundur dari komitmen awal. Manajemen menyebutkan apabila berjalan lancar, proses final investment decision (FID) akan dilanjutkan pada tahun 2022.
“Apabila tercapai dengan membangun pabrik tiga sampai empat tahun paling lama, Chandra Asri Perkasa sudah selesai di tahun 2026 atau penghujung tahun 2025,” sambungnya.
Baca Juga
Selain pembentukan joint venture dengan Royal Vopak, Suryandi mengatakan perseroan kemungkinan masih akan membuka opsi sinergi dengan perusahaan lain dalam hal merealisasikan proyek tersebut.
“CAP2 ini kan masih dalam proses, masih terbuka kemungkinan. Tapi sekarang yang di depan mata yaitu sinergi dengan Vopak,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Chandra Asri dan Royal Vopak telah menandatangani letter of intent untuk membentuk perusahaan patungan dalam bisnis infrastruktur industri di Cilegon, Banten pada awal Oktober 2020.
Chandra Asri dan Vopak akan menjajaki peluang bisnis penyimpanan di jaringan pasokan untuk membantu menumbuhkan rantai nilai petrokimia yang ada dan meletakkan dasar untuk perluasan klaster industri di Cilegon.