Bisnis.com, JAKARTA - Tiga bank syariah mengumumkan rencana merger dan saham publik di PT Bank BRI Syariah Tbk. berpotensi mengalami dilusi tajam dan tersisa 4 persen. BRI Syariah merupakan entitas yang akan menerima penggabungan atau surviving entity.
Berdasarkan ringkasan rencana merger yang terbit di Bisnis Indonesia, Rabu (21/10/2020),skema penggabungan atau merger dimulai dengan peningkatan modal dasar BRI Syariah. Adapun saham dua bank yang akan bergabung yaitu PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah akan dikonversi menjadi modal BRIS.
Oleh karena itu, BRI Syariah akan menerbitkan saham baru sebanyak 31,13 miliar lembar sehingga setelah penggabungan jumlah sahamnya menjadi 40,84 miliar lembar.
Sebelum merger, saham yang diterbitkan BRI Syariah sebanyak 9,71 miliar sedangkan BSM dan BNI Syariah masing-masing 597,80 juta lembar dan 2,92 juta lembar
"Sehubungan dengan konversi untuk Penggabungan ini, setiap saham BSM setara dengan 34,9700 saham dari Bank Yang Menerima Penggabungan dan setiap saham BNIS setara dengan 3.500,2767 saham dari Bank Yang Menerima Penggabungan," demikian kutipan ringkasan rencana merger.
Konversi saham tersebut didasarkan pada nilai pasar masing-masing saham bank yang terlibat merger. Hasil penilaian independen menunjukkan, nilai pasar wajar 100 persen ekuitas BRI Syariah per 30 Juni 2020 sebesar Rp7,59 triliun atau setara Rp781,29 per saham. Nilai pasar ekuitas BSM untuk periode yang sama sejumlah Rp16,33 triliun atau Rp27.321,67 per saham.
Baca Juga
Sementara itu, nilai pasar wajar ekuitas BNI Syariah mencapai Rp7,99 triliun atau setara Rp2,73 juta lembar. Perbedaan nilai pasar wajar disebabkan perbedaan jumlah nominal saham yang diterbitkan masing-masing bank.
Seiring dengan penggabungan, efek dilusi kepemilikan saham BRI Syariah mencapai 76,2 persen. Adapun dilusi kepemilikan saham di BSM dan BNI Syariah masing-masing 48,8 persen dan 75 persen. Setelah dikonversi, pemegang saham pengendali BRI Syariah akan beralih dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Jumlah saham publik di BRI Syariah merosot. Semula saham publik mencapai 18,47 persen. Setelah merger, saham publik tersisa 4,4 persen.
Berikut struktur kepemilikan saham setelah merger.
Struktur Pemegang Saham BRIS Setelah Merger | |||
---|---|---|---|
Entitas | Jumlah Saham (Lembar) | Nilai Nominal (Rupiah) | Persentase |
Bank Mandiri | 20.905.219.378 | 10.452.609.689.00 | 51,2% |
BNI | 10.220.230.418 | 5.110.115.209.000 | 25,0% |
BRI | 7.092.761.655 | 3.546.380.827.500 | 17,4% |
Publik | 1.794.405.843 | 897.202.921.50 | 4,4% |
DPLK BRI (Saham Syariah | 828.946.000 | 414.473.000.000 | 0,0% |
BNI Life Insurance | 5.250.415 | 2.625.207.500 | 0,0% |
Mandiri Sekuritas | 34 | 17.000 | 0,0% |
Untuk diketahui, rencana merger belum mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Masing-masing bank yang terlibat juga perlu mendapat persetujuan dari pemegang saham lewat rapat umum pemegang saham luar biasa.
Berdasarkan timeline yang diumumkan masih ada 19 tahap lagi yang mesti ditempuh sebelum merger secara hukum efektif pada 1 Februari 2020.