Bisnis.com, JAKARTA – Anak usaha emiten keramik PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. (IKAI) yakni PT Internusa Keramik Alamasri (INKA) berharap masih bisa mencatatkan kinerja yang positif untuk lini bisnis keramik hingga akhir tahun ini.
Managing Director of PT Internusa Keramik Alamasri, Factory of Essenza, Angelica Lie mengatakan proyeksi perseroan cukup positif terkait prospek bisnis keramik pada kuartal ketiga tahun ini.
“Kami didukung adanya kebijakan pemerintah yang melindungi produsen keramik lokal dengan implementasi safeguard untuk keramik impor ditambah dengan adanya penurunan harga gas industri,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (29/9/2020).
Adapun, dalam waktu dekat, perseroan masih memiliki pipeline untuk menembus pasar ekspor ke Amerika dan beberapa negara lainnya. Sedangkan untuk pasar domestik sendiri, perseroan juga memiliki rencana untuk menambah jaringan distribusi ketiga modern outlet Mitra10.
Perseroan yang memproduksi keramik dengan jenama Essenza tersebut juga terus melakukan utilisasi digital terkait promosi produk Essenza.
Disisi lain, dengan adanya penurunan harga gas industri, perseroan belum melihat adanya dampak yang cukup signifikan terhadap beban produksi perseroan.
Baca Juga
Namun, anak usaha emiten berkode saham IKAI tersebut berharap pada tahun depan penurunan gas industri ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap beban perseroan.
“Strategi kami untuk dapat meningkatkan penyerapan produk kami oleh pasar properti yaitu dengan memperluas jaringan distribusi Essenza melalui modern outlet dan juga ke project,” sebut Angelica.
Untuk saat ini, lanjutnya, fokus perseroan adalah memperkuat kehadiran Essenza di Pulau Jawa seperti area Jabodetabek terutama untuk daerah–daerah yang masih dalam tahap pengembangan.
Sedangkan untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, fokus pemasaran perseroan tersebar di kota – kota metropolitan seperti Surabaya, Semarang, dan Bandung. Namun, kedepannya, tidak menutup kemungkinan bagi perseroan untuk melebarkan sayap Essenza ke daerah luar Jawa.
“Untuk prospek bisnis properti sendiri, kami masih positif bahwa dengan adanya ekspektasi pemulihan ekonomi di tahun 2021, hal tersebut akan turut membawa pasar properti untuk rebound,” sambungnya.
Untuk diketahui, mayoritas pendapatan IKAI selama ini sebenarnya bukan berasal dari lini bisnis keramiknya mengingat pendapatan dari sektor perhotelan masih menjadi kontributor utama omzet perseroan yaitu sekitar 67,06 persen dari total pendapatan pada periode semester pertama tahun ini.
Kendati demikian, perusahaan berhasil mencapai peningkatan yang signifikan dari bisnis keramik selama periode tersebut menjadi Rp9,21 miliar, sepuluh kali lipat lebih besar dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp811,1 juta.
Pertumbuhan pendapatan yang tercapai pada semester pertama tahun ini dianggap manajemen disebabkan oleh pembukaan beberapa kerjasama dengan distributor baru di daerah Jawa dan dimulainya kemitraan dengan Mitra10 sehingga cukup mengangkat penjualan keramik pada semester pertama.
Secara keseluruhan, IKAI mencatatkan penurunan pendapatan 19,23 persen secara tahunan menjadi Rp27,96 miliar pada paruh pertama tahun 2020.
Dari situ, perseroan membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang semakin membengkak menjadi Rp49,73 miliar dari posisi rugi tahun sebelumnya yakni Rp37,77 miliar.