Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melemah 1 Persen dalam Sepekan, Rupiah Siap Bangkit Pekan Depan

Di akhir pekan ini, nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp14.872,5 turun 0,93 persen dibandingkan dengan posisi akhir pekan laludi level Rp14.735
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan cukup signifikan sepanjang pekan ini. Namun, sejumlah sentimen positif diperkirakan mampu menopang penguatan pada pekan depan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (25/9/2020), nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp14.872,5 menguat 17,5 poin atau 0,12 persen. Namun, posisi tersebut turun 137,5 poin atau 0,93 persen dibandingkan dengan 18 September 2020 di level Rp14.735

Pada 24 September 2020, posisi rupiah berada di level Rp14.890 atau sama dengan posisi pada 11 September 2020, level rupiah paling lemah sejak pertengahan Mei 2020.

Di sisi lain, indeks dolar mencapai 94,6420, menguat tajam dibandingkan posisi akhir pekan lalu di level 92,9260.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan ada sejumlah sentimen yang membuat nilai tukar menguat antara lain pasar mulai tenang seiring harapan bahwa Kongres AS akan memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan tentang rencana paket stimulus Covid-19.

"Dalam perdagangan minggu depan tepatnya di hari Senin mata uang garuda kemungkinan masih akan menguat  walaupun tipis antara 5-30 point di level 14.850-14.900," tulisnya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Sabtu (26/9/2020).

Di sisi lain, sentimen perkembangan vaksin virus corona juga menjadi angin segar bagi rupiah dan mata uang Asia. Untuk diketahui, rupiah dan mayoritas mata uang Asia berhasil menguat pada perdagangan Jumat.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa rebound rupiah pada Jumat ditopang oleh kabar baik perkembangan vaksin buatan China.

“Ada good news dari WHO sudah approve vaksin Covid-19 yang ditemukan di China sehingga memberikan optimisme jumlah kasus Covid-19 di Indonesia juga bisa turun,” kata Josua kepada Bisnis, Jumat (25/9/2020).

Josua menambahkan bahwa peningkatan imunitas masyarakat di suatu negara bakal mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat lagi.

Perpanjangan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta di sisi lain dinilai tidak menimbulkan kepanikan. Hal ini berbeda saat Gubernur Anies Baswedan mengumumkan rencana penerapan PSBB pada 9 September 2020 lalu.

“BI [Bank Indonesia] juga mengatakan akan tetap ada di pasar, intervensi akan tetap dilakukan. Hal-hal itu akan bisa mengurangi volatilitas rupiah dan kita harapkan ini bisa semakin baik sehingga mendorong stabilitas rupiah ke depannya,” jelas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper