Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Rebound Setelah WHO Beri Lampu Hijau Vaksin Corona

Kabar baik mengenai bakal mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat lagi.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Optimisme penemuan vaksin Covid-19 membawa rupiah menguat pada perdagangan akhir pekan ini setelah sempat melemah selama dua hari berturut-turut.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.872 pada akhir perdagangan, Jumat (25/9/2020).

Sementara data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.951 per dolar AS, melemah 2 poin dari posisi Rp14.949 pada penutupan kemarin, Kamis (24/9/2020)

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa rebound rupiah pada hari ini ditopang oleh kabar baik setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan lampu hijau untuk vaksin Covid-19 yang ditemukan di China.

“Ada good news dari WHO sudah approve vaksin Covid-19 yang ditemukan di China sehingga memberikan optimisme jumlah kasus Covid-19 di Indonesia juga bisa turun,” kata Josua kepada Bisnis, Jumat (25/9/2020).

Josua menambahkan bahwa peningkatan imunitas masyarakat di suatu negara bakal mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat lagi.

Adapun, pelemahan rupiah sebelumnya disebut Josua berasal dari tekanan penguatan indesk dolar AS dan belum ada kepastian mengenai stimulus fiskal di Negeri Paman Sam.

“Meskipun dolar AS melemah [secara year-to-date], tapi dolar masih aset safe haven. Secara absolut, investor global tidak hanya masuk ke mata uang negara berkembang tapi juga masuk ke safe haven asset seperti dolar AS, Treasury AS, emas, atau mata uang safe haven lain seperti franc Swiss dan yen Jepang,” tutur Josua.

Mengenai perpanjangan PSBB DKI Jakarta, dampa terhadap rupiah dinilai tidak terlalu signifikan seperti saat pengumuman PSBB pertama dan kedua.

Menurut Josua saat ini pelaku pasar tidak lagi panik berlebihan dan menilai PSBB ini merupakan upaya pemerintah untuk mementingkan kesehatan walau harus mengorbankan aktivitas ekonomi.

“BI juga mengatakan akan tetap ada di pasar, intervensi akan tetap dilakukan. Hal-hal itu akan bisa mengurangi volatilitas rupiah dan kita harapkan ini bisa semakin baik sehingga mendorong stabilitas rupiah ke depannya,” ujar Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper