Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat, Sentuh Rp16.195 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat pada level Rp16.195 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/6/2025).
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu penukaran uang di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu penukaran uang di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat pada level Rp16.195 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/6/2025). Sejumlah mata uang Asia lainnya terpantau menguat terhadap dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp16.195 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,21% ke 97,19.

Pada perdagangan Kamis (26/6/2025) sebelum libuar Tahun Baru Hijriyah, rupiah ditutup menguat 0,56% ke Rp16.209 per dolar AS sedangkan indeks dolar AS menguat 0,50% ke 97,18.

Pada hari ini, mata uang Asia lainnya seperti yen Jepang menguat 0,30%, dolar Hong Kong stagnan, won Korea Selatan menguat 0,37%, dolar Singapura naik 0,12%, dan dolar Taiwan melemah 0,09% terhadap dolar AS.

Lalu, peso Filipina menguat 0,21%, rupee India menguat 0,26%, yuan China menguat 0,10%, ringgit Malaysia naik 0,30%, dan baht Thailand menguat 0,24% terhadap dolar AS.

Melansir Reuters, dolar AS melemah karena optimisme pasar terhadap perjanjian dagang AS mendorong spekulasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve lebih cepat.

Para investor menafsirkan kesaksian Ketua The Fed Jerome Powell di Kongres AS pekan lalu sebagai sikap dovish, setelah dia mengatakan bahwa penurunan suku bunga kemungkinan akan dilakukan jika inflasi tidak melonjak musim panas ini akibat tarif.

Taruhan untuk setidaknya satu kali pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin pada September naik menjadi 92,4% menurut FedWatch Tool dari CME Group, dari sekitar 70% pada pekan sebelumnya. Komite penetapan suku bunga The Fed juga akan menggelar pertemuan bulan depan, tetapi tidak akan mengadakan pertemuan pada Agustus.

“Market pricing menunjukkan pemangkasan [suku bunga] pada September sudah hampir pasti,” tulis Chris Weston, kepala riset di Pepperstone, dalam catatan untuk klien.

Selain itu, beban tambahan untuk dolar AS datang dari serangan Donald Trump yang terus berlanjut untuk Powell. Pada Jumat, Trump mengatakan dia sangat senang jika Ketua Fed itu mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei.

Trump juga mengatakan bahwa ia ingin memangkas suku bunga acuan menjadi 1% dari level saat ini di kisaran 4,25% hingga 4,5%, dan menegaskan kembali rencananya untuk mengganti Powell dengan ketua yang lebih dovish.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper