Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Stimulus Makin Kabur, Wall Street Tersungkur

Pelaku pasar meragukan bakal ada kesepakatan terkait stimulus untuk pemulihan ekonomi AS. Pasalnya Partai Demokrat dan Gedung Putih masih tarik ulur soal besaran stimulus.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tersungkur seiring dengan progres stimulus pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam semakin tidak jelas.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P turun 0,06 persen pada Jumat (25/9/2020) pukul 20.41 WIB. Indeks Dow Jones Industrial Average juga turun 0,33 persen. Begitu juga dengan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 0,09 persen.

Pelemahan indeks S&P 500 dipicu oleh penurunan harga saham energi dan bahan baku. Indeks berada di jalur penurunan mingguan keempat berturut-turut, terpanjang sejak Agustus 2019.

Saham Costco Wholesale Corp merosot setelah pengecer gudang itu melaporkan biaya yang lebih tinggi untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sementara itu, upaya terakhir oleh Partai Demokrat dan Gedung Putih dalam memulai negosiasi ulang terkait stimulus memunculkan keraguan. Pelaku pasar ragu bakal ada kesepakatan terkait stimulus pada November 2020 mendatang.

Pelaku pasar mengkhawatirkan kedua belah pihak berseberangan soal nilai stimulus yang akan disepakati. Tak ayal, pemulihan perekonomian diperkirakan bakal berjalan lebih lama.

"Tidak diragukan lagi bahwa kekhawatiran atas kurangnya stimulus fiskal serta gelombang pandemi memicu penurunan pasar saham," ujar Matt Maley, kepala strategi di Miller Tabak+co.

Berikut perkembangan pasar terkini

Saham

  • S&P 500 turun 0,3 persen pada 9:50 pagi waktu New York.
  • Indeks Stoxx Europe 600 merosot 0,5 persen.
  • MSCI Asia Pacific Index naik 0,4 persen.

Mata Uang

  • Indeks Spot Dolar Bloomberg meningkat 0,3 persen.
  • Euro merosot 0,3 persen menjadi $ 1,1636.
  • Yen Jepang terdepresiasi 0,1 persen menjadi 105,50 per dolar.

Obligasi

  • Imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun satu basis poin menjadi 0,66 persen.
  • Imbal hasil obligasi Jerman 10-tahun turun dua basis poin menjadi -0,52 persen.
  • Imbal hasil obligasi Inggris 10-tahun turun tiga basis poin menjadi 0,194 persen.

Komoditas

  • Minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,4 persen menjadi $ 40,13 per barel.
  • Emas terdepresiasi 0,4 persen menjadi $ 1,861.35 per ounce.
  • Perak melemah 1,4 persen menjadi $ 22,83 per ounce.
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper