Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengelola jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) beserta anggota konsorsiumnya telah melayangkan proposal prakualifikasi pelelangan jalan tol Gedebage—Tasikmalaya—Cilacap.
Corporate Secretary Jasa Marga Mohamad Agus Setiawan mengatakan, proses prakualifikasi pelelangan jalan tol ruas Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap telah dimulai pada tanggal 5 Agustus 2020. Saat ini, konsorsium Jasa Marga telah memasukkan dokumen prakualifikasi ke panitia pelelangan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Ia melanjutkan, dalam proses pendaftaran, konsorsium berencana melakukan perubahan komposisi saham kemitraan. Meski demikian, ia tidak menyebut bentuk perubahan komposisi yang dilakukan oleh konsorsium.
“Kami sudah menyampaikan surat izin untuk melakukan perubahan komposisi saham kemitraan di konsorsium. Bila sudah mendapatkan restu dari Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan disampaikan perubahannya,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (24/9/2020).
Menurut informasi yang tercatat pada laman resmi Kementerian PUPR, jalan tol Gedebage – Tasikmalaya - Cilacap akan memiliki 10 simpang susun. Rencananya jalan tol ini akan memiliki 2 jalur dengan masing-masing 2 lajur dan akan beroperasi pada 2024 mendatang.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, proyek ruas tol Gedebage—Tasikmalaya—Cilacap merupakan perluasan dari ruas tol Cileunyi – Garut – Tasikmalaya (Cigatas). Total panjang keseluruhan ruas tol adalah 206,65 kilometer
Dengan kata lain, proyek ini akan menjadi jalan tol terpanjang di Jawa. Saat ini, jalan tol terpanjang di Jawa disandang oleh ruas Cikopo-Palimanan (117 kilometer). Adapun jalan tol Probolinggo-Banyuwangi yang masih tahap saat ini memiliki panjang 170 kilometer.
Proyek tol Gedebage—Tasikmalaya—Cilacap merupakan prakarsa badan usaha (unsolicited project) dengan hak menyamakan penawaran (right to match).
Berdasarkan pemberitahuan oleh Panitia Lelang seperti dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, disebutkan bahwa proses prakualifikasi seluruhnya akan dilakukan secara elektronik (daring).
Kebutuhan dana untuk membangun proyek tersebut tercatat sebesar Rp57,59 triliun. Proyek jalan tol ini diprakarsai oleh PT Jasa Sarana dengan kepemilikan 10 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. sebesar 60 persen, PT PP (Persero) Tbk. dengan porsi 10 persen, dan PT Daya Mulia Turangga sebanyak 20 persen.