Bisnis.com,JAKARTA — Sebanyak tiga emiten menyatakan masih menunggu pembukaan tahap lelang operator Pelabuhan Patimban seiring dengan rencana soft launching pelabuhan tersebut pada November 2020 mendatang.
Presiden Joko Widodo secara khusus telah memerintahkan agar proyek Pelabuhan Patimban dikebut. Fasilitas itu diyakini dapat memberikan daya ungkit kepada sektor otomotif. Pembangunan tahap pertama pelabuhan yang terletak di Subang ini akan memiliki kapasitas 3,7 juta TEUS (twenty foot equivalent unit) dan 600.000 kendaraan.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, lelang operator pelaksana Pelabuhan Patimban disebut akan segera dituntaskan.
Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) Bani M. Mulia mengungkapkan telah mendaftarkan minat untuk turut serta dalam lelang operator Pelabuhan Patimban. Pihaknya menyebut telah mengikuti rapat market confirmation yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan.
“Saat ini kami sedang menunggu proses selanjutnya yaitu proses prakualifikasi peserta lelang atau tender,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (23/9/2020).
Bani mengungkapkan sedang dalam tahap koordinasi dan negosiasi dengan calon-calon mitra. Tujuannya, untuk membentuk konsorsium peserta lelang tender.
Baca Juga
“[Calon-calon mitra] Belum bisa saya disclose sekarang, tetapi tentu ada mitra nasional dan juga mitra dari Jepang,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Samudera Indonesia juga memiliki lini usaha pengelolaan pelabuhan. Lewat anak usahanya, emiten berkode SMDR itu mengelola Terminal Peti Kemas Palaran, Samarinda. Selain itu, SMDR juga mengelola Dermaga 303-305, Dermaga 208, dan Dermaga Serbaguna Nusantara di Pelabuhan Tanjung Priok.
Secara terpisah, Investor Relation PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) Reza Priyambada mengatakan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC selaku induk usaha perseroan terus mencermati informasi dan kebijakan dari Kementerian Perhubungan.
Untuk urusan tender, IPC diundang dalam agenda market confirmation untuk menjalani tahapan prakualifikasi pada pekan pertama April 2020.
Selanjutnya, IPC siap mengikuti tahapan proses yang ada di Kementerian Perhubungan dengan memperhatikan persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Hal itu termasuk koordinasi kebutuhan apabila ada dokumen pelengkap yang diperlukan.
Bagi IPC, lanjut Reza, keberadaan Patimban tidak hanya akan memberikan kemudahan bagi pengguna jasa khususnya di wilayah Jawa Barat. Infrastruktur itu akan mendorong terwujudnya pelayanan yang semakin baik di Tanjung Priok.
“Terkait hal tersebut IPCC sebagai anak usaha dari IPC mendukung penuh strategi yang akan dilakukan oleh IPC terkait dengan rencana pengembangan Pelabuhan Patimban oleh pemerintah,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk. (PORT) Paul Krisnadi mengatakan akan mempertimbangkan dan mengevaluasi setelah ada data-data yang mencukupi dari kementerian terkait. Menurutnya, belum ada panggilan tender.
“Kami akan mengevaluasi dan mempertimbangkan apakah akan mengikuti tender sesudah ada informasi lengkap dari kementerian terkait,” paparnya saat dihubungi Bisnis.
Saat ini, PORT mengelola dua terminal di Jakarta dan Bangkok. Di Pelabuhan Tanjung Priok, PORT mengelola terminal peti kemas Mustika Alam Lestari sedangkan di Bangkok di terminal terminal Suksawat.