Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 1,5 Persen, Terseret Tekanan Bursa Global

Pada pembukaan perdagangan pukul 09.01 WIB, IHSG anjlok 1,5 persen atau 74,97 poin menjadi 4.924,38. Terpantau 193 saham melemah, 39 saham hijau, dan 97 stagnan.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan seiring dengan sentimen bursa global yang tertekan sentimen FinCEn Files dan peningkatan kasus virus corona.

Pada pembukaan perdagangan pukul 09.01 WIB, IHSG anjlok 1,5 persen atau 74,97 poin menjadi 4.924,38. Terpantau 193 saham melemah, 39 saham hijau, dan 97 stagnan.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan bahwa berdasarkan rasio fibonacci, level support dan resistan IHSG berada pada posisi 4.975,54 hingga 5.097,14.

Sementara itu, berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif, sedangkan stokastik dan RSI mulai menunjukkan sinyal negatif.

“Namun, terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke support terdekat,” ujar Nafan seperti dikutip dalam publikasi riset hariannya, Selasa (22/9/2020).

Adapun, pada penutupan perdagangan Senin (21/9/2020) IHSG parkir di level 4.999,360, terkoreksi 1,183 persen atau 59,86 poin.

Sementara itu, Bursa Asia dibuka terkoreksi menyusul penurunan yang terjadi di pasar Amerika Serikat karena ketidakpastian stimulus fiskal dari pemerintah.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (22/9/2020), indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka di zona merah dengan koreksi sebesar 0,7 persen. Tren serupa juga terjadi di Korea Selatan dimana indeks Kospi dibuka menurun 0,8 persen.

Sementara itu, pasar Jepang tutup karena hari libur di negara tersebut. Adapun indeks berjangka S&P 500 naik 0,4 persen hingga pukul 10.19 waktu Sydney, Australia.

Sejumlah sentimen mempengaruhi perdagangan hari ini, salah satunya adalah pertempuran partisan untuk menggantikan Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg yang merusak prospek yang sudah tipis untuk putaran stimulus fiskal lainnya.

Sementara itu, penyelidikan baru oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional mengatakan beberapa bank global besar "terus mengambil untung dari pemain yang kuat dan berbahaya" dalam dua dekade terakhir bahkan setelah AS menjatuhkan hukuman.

Dokumen The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) Files mengungkap bahwa JPMorgan, Deutsche Bank AG, dan HSBC Holdings Plc termasuk di antara bank-bank global yang terus mengambil untung dari "pemain yang kuat dan berbahaya" dalam dua dekade terakhir, bahkan setelah AS menjatuhkan hukuman pada lembaga keuangan ini.

Dokumen tersebut merinci transaksi lebih dari US$2 triliun antara 1999 dan 2017 yang diduga sebagai kemungkinan praktik pencucian uang atau aktivitas kriminal lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper