Bisnis.com, JAKARTA - Obligasi pemerintah bertenor panjang dinilai menjadi salah satu instrumen investasi yang bakal memberikan keuntungan atau capital gain lebih cepat pada masa era suku bunga rendah.
Hal ini terlihat pada hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (15/9/2020) ketika total penawaran masuk untuk sukuk bertenor 10 dan 25 tahun menjadi yang tertinggi.
Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyampaikan bahwa potensi pemangkasan tingkat suku bunga Bank Indonesia membuat obligasi tenor panjang menjadi pilihan investasi untuk mendapatkan capital gain secara cepat.
“PBS025 masih menarik hati untuk dijadikan tujuan investasi,” kata Nico melalui riset, Selasa (15/9/2020).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu RI, surat utang syariah seri PBS025 yang jatuh tempo pada 15 Mei 2033 mencatatkan penawaran masuk tertinggi dalam lelang hari ini, senilai Rp7,31 triliun dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,12 persen.
Tingkat imbalan untuk PBS025 juga tercatat paling tinggi sebesar 8,37 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, PBS028 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 mendapatkan total penawaran masuk tertinggi kedua senilai Rp5,92 triliun dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,53 persen dan tingkat imbalan 7,75 persen.
Adapun, total penawaran masuk dalam lelang sukuk negara kali ini terus menciut dibandingkan lelang sukuk sebelumnya.
Total penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp20,79 triliun atau lebih rendah dari penawaran masuk lelang sebelumnya Rp38,32 triliun.
Penawaran yang masuk dalam lelang sukuk negara kali ini menjadi yang terendah sejak Mei 2020.
Kendati demikian, total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang melampaui target senilai Rp9,5 triliun. Sebelumnya, pemerintah menetapkan target indikatif dalam lelang sukuk negara hari ini mencapai Rp8 triliun.