Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Moody's Prediksi PSBB Jakarta Hantam Perusahaan Properti

Vice President and Senior Credit Officer Moody's Investors Service Jacintha Poh menyampaikan PSBB kedua di Jakarta akan merugikan perusahaan properti, terutama yang memiliki aset ritel dan perhotelan yang besar.
Mal Kota Kasablanka, salah satu pusat perbelanjaan yang dimiliki PT Pakuwon Jati Tbk./pakuwonjati.com
Mal Kota Kasablanka, salah satu pusat perbelanjaan yang dimiliki PT Pakuwon Jati Tbk./pakuwonjati.com

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta jilid II akan merugikan perusahaan properti.

Vice President and Senior Credit Officer Moody's Investors Service Jacintha Poh menyampaikan PSBB kedua di Jakarta akan merugikan perusahaan properti, terutama yang memiliki aset ritel dan perhotelan yang besar.

Penutupan tempat hiburan seperti bioskop dan pusat kebugaran membuat penyewa mencari peluang diskon sewa. Hal ini tentunya menghambat pendapatan perusahaan properti.

"Demikian pula penutupan operasi pariwisata akan berdampak terhadap pendapatan perhotelan," paparnya dalam siaran pers, Selasa (15/9/2020).

Menurut Poh, jika PSBB tersebut diperpanjang melebihi jangka waktu dua minggu, hal itu secara bertahap akan memengaruhi pemulihan laba perusahaan properti pada semester II/2020.

Sebelumnya, Analis FAC Sekuritas,Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, pemberlakuan PSBB Jakarta akan semakin memperberat upaya pemulihan sektor properti. Hal ini terutama akan amat dirasakan oleh emiten properti pengelola gedung perkantoran.

“Selama pembelakuan PSBB dan PSBB transisi sudah terlihat adanya penurunan sewa perkantoran, bahkan ada juga yang memberi diskon,” ujarnya.

Dampak negatif ini juga akan turut dirasakan oleh emiten-emiten pemilik proyek perumahan. Masyarakat akan cenderung menahan pembelian properti dan lebih memilih menyimpan uangnya untuk keadaan darurat.

Di sisi lain, perusahaan juga semakin kesulitan mencapai target yang telah ditetapkan. Mereka juga harus menjaga likuditas dan arus kas dengan menunda upaya ekspansi hingga melakukan efisensi-efisiensi pada sejumlah sektor pengeluaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper