Bisnis.com, JAKARTA – Analis memperkirakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat di Jakarta tidak akan mempengaruhi minat investor untuk masuk dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) besok, Selasa (15/9/2020).
Head of Fixed Income BNI Sekuritas Ariawan menilai kepercayaan diri investor telah membaik sejak akhir pekan lalu karena pemberlakuan PSBB kali ini tidak seketat PSBB tahap pertama.
“Saya pikir tidak terlalu berpengaruh karena sebenarnya kalau dilihat PSBB sekarang ini tidak seketat PSBB yang pertama. Tadinya investor kan sempat khawatir kalau yang sekarang sama dengan PSBB yang jilid satu,” jelas Ariawan kepada Bisnis, Senin (14/9/2020).
Adapun, pasar obligasi sempat tertekan bersama dengan pasar saham pada Kamis (10/9/2020) yaitu sehari setelah Gubernur DKI Jakarta mengumumkan pemberlakuan PSBB di ibukota negara.
Namun, kinerja pasar saham dan obligasi mulai rebound pada Jumat (11/9/2020) dan semakin positif pada awal pekan ini setelah pengumuman PSBB kali ini berbeda dibandingkan PSBB tahap pertama.
“Dari Jumat sampai hari ini cenderung market menguat, sepertinya investor juga memanfaatkan penurunan harga ini untuk buy on weakness,” ujar Ariawan.
Baca Juga
Ariawan pun memperkirakan total penawaran masuk untuk lelang SBSN besok akan berada pada kisaran Rp35 triliun - Rp42 triliun atau tak jauh berbeda dibandingkan rata-rata total penawaran masuk selama lima kali lelang sukuk terakhir.
Selanjutnya, sukuk negara bertenor pendek diperkirakan menjadi primadona karena karakteristik investor sukuk kebanyakan yang memegang hingga jatuh tempo (hold to maturity).
“Saya pikir permintaan banyak akan ada di seri SPN dan PBS 027 dan PBS 026,” ujar Ariawan.