Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk., melejit seiring dengan pelaksanaan pemecahan saham atau stocksplit dengan rasio 1:2.
Seperti diketahui, SIDO akan memulai perdagangan saham dengan nominal baru Rp50 di pasar reguler dan pasar negosiasi pada Senin (14/9/2020).
Adapun, akhir perdagangan saham dengan nominal lama yakni Rp100 per saham di pasar reguler dan pasar negosiasi terakhir pada 11 September 2020.
Sementara itu, untuk perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai akan berlangsung pada Rabu (16/9/2020).
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham SIDO melonjak 8,72 persen atau 65 poin menjadi Rp810. Total transaksi mencapai Rp117 miliar.
Sebelumnya, pada akhir perdagangan Jumat (11/9/2020) saham SIDO terparkir di level Rp1.495, naik 7,94 persen daripada perdagangan sebelumnya.
Baca Juga
Dengan demikian, berdasarkan harga teoretis untuk pedoman tawar menawar dan perhitungan Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia harga saham SIDO setelah stock split berada di kisaran Rp747,5 per saham.
Aksi pemecahan saham membuat jumlah saham beredar SIDO sebanyak 15 miliar saham akan bertambah menjadi 30 miliar saham.
Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard menjelaskan bahwa aksi stock split tersebut dilakukan untuk dapat meningkatkan likuiditas.
“Tujuannya [stock split] adalah meningkatkan likuiditas supaya banyak investor ritel lainnya bisa investasi di SIDO,” kata Leonard dalam paparan publik perseroan yang difasilitasi oleh Bursa Efek Indonesia, Kamis (27/8/2020).
Di sisi lain, dalam beberapa perdagangan terakhir saham-saham farmasi kerap menjadi penghuni jajaran top gainers pada indeks harga saham gabungan (IHSG) seiring dengan sentimen perkembangan vaksin Covid-19.