Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Emiten Properti IPO, Sahamnya Melejit saat IHSG Tergigit

Saham dua emiten properti yang melakukan IPO pada hari ini kompak mengalami auto reject atas (ARA).
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten properti yang melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Intial Public Offering (IPO) pada hari ini, Kamis (10/9/2020) terkena pemberlakuan auto reject atas (ARA)

PT Rockfields Properti Indonesia Tbk (ROCK) terkena auto reject atas (ARA) setelah sahamnya melonjak 335 poin atau 25 persen ke level Rp1.675, terhitung hanya beberapa saat setelah perdagangan dibuka.

Hanya dari 11 kali transaksi dan turnover sebanyak Rp13 ribu, saham ROCK sudah terkena auto reject atas pada awal perdagangan kali ini. Adapun kapitalisasi pasar ROCK tercatat sebesar Rp2,4 triliun.

Dalam prospektusnya, manajemen menjelaskan, perusahaan melepas 287,03 juta lembar saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut dibanderol sebesar Rp1.340 per lembar saham.

Dengan demikian, perusahaan menargetkan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp384,62 miliar.

Sedangkan, emiten lain yang melakukan IPO bersamaan dengan ROCK, PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) juga terkena auto reject atas setelah melesat 24,74 persen ke level Rp474 per saham beberapa saat setelah pembukaan perdagangan.

Frekuensi perdagangan saham milik HOMI adalah sebanyak 4 kali dengan turnover sebanyak Rp7,55 juta. Adapun kapitalisasi pasar SOFA sebesar Rp373,28 miliar.

Manajemen Grand House Mulia dalam prospektus pada keterbukaan informasi menuturkan, harga penawaran perdana perusahaan dibanderol senilai Rp380 per saham. Dengan demikian, Grand House Mulia akan mendapatkan dana sebesar Rp59,85 miliar.

Manajemen melanjutkan, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sebanyak 95 persen diantaranya akan digunakan untuk modal kerja. Hal tersebut mencakup sejumlah hal diantaranya pembayaran kepada pemasok, pembayaran gaji karyawan, pembayaran upah proyek, pembayaran kontraktor, pembayaran aktivitas iklan, pameran serta marketing, dan pembayaran komisi penjualan.

Sementara 5 persen yang tersisa akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang pinjaman pokok dan nisbah bagi hasil pada PT Bank Tabungan negara (Persero) Tbk sebesar Rp2,99 miliar. Adapun jumlah utang secara keseluruhan adalah senilai Rp48,10 miliar.

Sementara itu, pada perdagangan Kamis (10/9/2020), indeks harga saham gabungan atau IHSG dibuka di level 5.084,326, dan terus melemah hingga 3,55 persen ke level 4.962,776 pada pukul 09.06 WIB.

Dari keseluruhan anggota konstituen, hanya sebanyak 41 saham yang berhasil menguat pada perdagangan pagi ini, 215 saham melemah, sedangkan 93 saham lainnya tidak bergerak daripada posisi perdagangan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper