Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Anjlok hingga Travel Warning, Banyak Sentimen Tekan IHSG

Sejak awal perdagangan indeks langsung memerah dan mengawali pergerakannya di level 5.214,03. Pun, pada penutupan sesi I hari ini, IHSG terpantau parkir di level 5.178,99 setelah terkoreksi 65,07 poin atau 1,24 persen.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/9/3030). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/9/3030). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) tergelincir di zona merah sepanjang perdagangan sesi I, Rabu (9/9/2020). Maraknya sentimen negatif jadi faktor penekan.

Sejak awal perdagangan indeks langsung memerah dan mengawali pergerakannya di level 5.214,03. Pun, pada penutupan sesi I hari ini, IHSG terpantau parkir di level 5.178,99 setelah terkoreksi 65,07 poin atau 1,24 persen dibandingkan level penutupan kemarin.

Sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang berhasil ke zona hijau dengan penguatan 1,43 persen. Sementara sisanya kompak memerah, dipimpin oleh sektor agrikultur dan aneka industri yang masing-masing terkoreksi 2,39 persen dan 2,2 persen.

Investor asing juga terpantau masih terus keluar dari Indonesia. Tercatat, net foreign sell hingga penutupan sesi I mencapai Rp298,98 miliar.

Adapun, sejumlah saham-saham LQ45 menjadi sasaran jual asing mulai dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Astra International Tbk. (ASII).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan pergerakan IHSG pada hari ini banyak dibayangi oleh sejumlah sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun dari isu domestik.

Dia menyebut salah satu yang paling menekan IHSG adalah turunnya harga minyak. Seperti diketahui, harga minyak mentah West Texas Intermediate anjlok 7,6 persen, menjadi US$36,76 per barel, level terendah sejak 15 Juni.

“Hubungan bilateral antara AS - Tiongkok juga kurang harmonis,” katanya kepada Bisnis, Selasa (9/9/2020).

Dari domestik, Nafan juga membeberkan sejumlah sentimen negatif mulai dari penjualan obligasi ritel RI yang masih jauh di bawah proyeksi, hingga perkembangan terbaru mengenai kasus Covid-19 di Indonesia yang belum juga melandai.

Selain itu, dia menyebut para pelaku pasar juga menaruh perhatian terhadap peringatan perjalan atau travel warning ke Indonesia yang dinilai dapat melemahkan kembali sektor pariwisata dan menghambat pemulihan ekonomi.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan IHSG dalam perdagangan Rabu ini berpeluang mengalami tekanan jual merujuk kombinasi cukup tajamnya kejatuhan DJIA sebesar -2.35% akibat mengecewakannya berita mengenai vaksin corona.

"Virus yang sedang diteliti perusahaan farmasi AstraZeneca untuk sementara dihentikan menyusul adanya reaksi berlawanan atas partisipan," paparnya.

Selain itu, jatuhnya harga saham teknologi serta turunnya EIDO sebesar -1.08% dan jatuhnya beberapa harga komoditas seperti: Oil -5.90%, Nikel -1.74% & Timah -1.46% turun menekan laju IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper