Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut terseret sentimen bursa global yang melemah akibat mengecewakannya hasil tes vaksin Covid-19.
Pada perdagangan Rabu (9/9/2020), indeks harga saham gabungan atau IHSG dibuka di level 5.214,032, dan terus melemah hingga 1,13 persen ke level 5.187,750 pada pukul 09.03 WIB.
Adapun, IHSG berhasil rebound setelah terkoreksi tiga hari berturut-turut di level 5.244,072, menguat 0,26 persen atau 13,88 poin pada akhir perdagangan Selasa (8/9/2020).
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan IHSG dalam perdagangan Rabu ini berpeluang mengalami tekanan jual merujuk kombinasi cukup tajamnya kejatuhan DJIA sebesar -2.35% akibat mengecewakannya berita mengenai vaksin corona.
"Virus yang sedang diteliti perusahaan farmasi AstraZeneca untuk sementara dihentikan menyusul adanya reaksi berlawanan atas partisipan," paparnya.
Selain itu, jatuhnya harga saham teknologi serta turunnya EIDO sebesar -1.08% dan jatuhnya beberapa harga komoditas seperti: Oil -5.90%, Nikel -1.74% & Timah -1.46% turun menekan laju IHSG.
Baca Juga
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (9/9/2020), seluruh indeks di wilayah Asia mencatatkan hasil pembukaan yang negatif. Indeks Topix Jepang turun paling dalam dengan koreksi 1,4 persen.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan dan S&P/ASX 200 Australia juga mencatatkan penurunan, masing-masing sebesar 1,1 persen dan 1 persen. Indeks berjangka S&P 500 turut terjungkal sebesar 0,3 persen hingga pukul 01.02 waktu Tokyo, Jepang.
Penurunan ini mengikuti bursa Amerika Serikat yang terdampak aksi jual para investor. Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average terpantau melemah 1,98 persen ke level 27.576,33 pada awal perdagangan, sementara indeks S&P 500 merosot 2,02 persen.
Sementara itu, indeks Nasdaq Composite yang didominasi oleh emiten dari sektor teknologi merosot hingga 2,97 persen ke level 10.977,66, menyusul pelemahan saham-saham dari sektor tersebut karena investor melepas kepemilikan saham.
“Hingga saat ini belum dapat diketahui apakah ini akan menjadi fase bottoming out, kemungkinan adanya volatilitas dalam beberapa waktu ke depan masih cukup terbuka,” ujar Laila Pence, Presiden Pence Wealth Management.
Investor juga terus memantau perkembangan vaksin untuk virus corona. AstraZeneca telah menunda pengujian tahap 3 vaksinnya karena reaksi buruk pada salah satu subjek tesnya.
Perusahaan raksasa AstraZeneca menyatakan telah menghentikan uji coba vaksin virus Corona (Covid-19) karena penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada salah satu sukarelawan.
Langkah tersebut merupakan tindakan pencegahan standar dalam uji coba vaksin guna memastikan vaksin eksperimental tidak menyebabkan reaksi serius di antara para sukarelawan.
"Sebagai bagian dari uji coba global acak dan terkontrol yang sedang berlangsung dari vaksin virus corona, kami menghentikan sementara vaksinasi untuk memungkinkan peninjauan data keamanan," menurut perusahaan itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN.com, Rabu (9/9/2020).