Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Manufaktur AS Moncer, Kenaikan Harga Emas Tertahan

Harga emas sempat menyentuh level US$2.000 per troy ounce. Namun, indeks manufaktur AS yang melampaui ekspektasi membuat kenaikan harga emas tertahan di level US$1.978 per ounce.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas relatif stabil pada akhir perdagangan Selasa (1/9/2020) Waktu New York atau Rabu pagi  (2/9/2020) Waktu Jakarta. Emas yang sempat menyentuh level US$2.000 harus tertahan seiring dengan data manufaktur AS yang melampaui harapan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2020  di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, beringsut naik 0,02 persen menjadi US$1.978,90 dolar AS per ounce. 

Emas berjangka melambung 42,3 dolar AS atau 2,19 persen menjadi US$1.974,90 akhir pekan lalu (28/8/2020), setelah jatuh 19,9 dolar AS atau 1,02 persen menjadi US$1.932,60 dolar AS pada Kamis (27/8/2020).

"Angka manufaktur keluar jauh lebih baik dari yang diharapkan dan itulah yang menyebabkan emas mengurangi keuntungannya, dan (juga) memberi sedikit kekuatan pada dolar," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures seperti dilansir dari Antara, Rabu (2/9/2020).

Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,2 persen terhadap rival utamanya, pulih dari level terendah lebih dari dua tahun pada hari sebelumnya. Data manufaktur juga turut mengerek bursa saham ke level tertinggi dan kembali mencetak rekor.

Data Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan indeks manufaktur meningkat menjadi 56 pada Agustus, naik dari posisi Juli sebesar 54,2 pada Juli. Angka itu menunjukkan ekspansi tercepat dalam hampir dua tahun.

“(Data yang lebih baik) Tidak serta merta mengubah gambaran Federal Reserve AS. Tren (emas) masih lebih tinggi,” tambah Haberkorn.

Bank sentral AS minggu lalu mengumumkan kebijakan target inflasi rata-rata, yang akan memungkinkan suku bunga tetap rendah bahkan jika inflasi naik sedikit di waktu mendatang.

Emas akan tetap didukung dalam lingkungan ekspektasi inflasi yang menguat dan dolar AS yang lebih rendah, kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Logam emas, yang telah meningkat sekitar 30 persen sepanjang tahun ini. Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, sementara suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper