Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Redup, Harga Emas Siap Kembali Berkilau

Harga emas mulai mendekati level US$2.000 per troy ounce. Sentimen dari kebijakan The Federal Reserve dinilai bakal menjadi bahan bakar kenaikan harga emas.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada Agustus 2020 yang mana sempat turun ke level US$1.920 per ons sebelum kembali mendekati level US$2.000 per ons./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada Agustus 2020 yang mana sempat turun ke level US$1.920 per ons sebelum kembali mendekati level US$2.000 per ons./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berhasil rebound seiring dengan pelemahan dolar AS dan proyeksi suku bunga AS akan berada di level rendah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (1/9/2020) hingga pukul 18.36 WIB harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex berada di level US$1.997,1 per troy ounce, naik 0,97 persen. Pada pertengahan perdagangan, harga sempat kembali menyentuh level US$2.000 per  troy ounce.

Sementara itu, untuk harga emas di pasar spot berada di level US1.989,51 per troy ounce, menguat 1,10 persen. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga telah bergerak menguat hingga lebih dari 30 persen.

Kepala Strategi SAV Markets Singapura Shyam Devani mengatakan bahwa tren penguatan emas akan berlanjut lagi setelah sempat terhenti di akhir Agustus 2020 seiring dengan tren pelemahan dolar AS.

“Secara umum, peningkatan besar-besaran dalam suplai dolar AS ke pasar dari stimulus Pemerintah AS dan kebijakan moneter The Fed akan membuat emas kembali dalam tren kenaikannya,” ujar Devani seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/9/2020).

Untuk diketahui, dalam simposium Jackson Hole, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa bank sentral akan berupaya mencapai rata-rata inflasi AS sebesar 2 persen, sehingga menguatkan sinyal bahwa The Fed akan membiarkan suku bunga di tingkat rendah untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sentimen tersebut semakin melemahkan dolar AS hingga ke level terendah sejak 2018. Pada perdagangan Selasa (1/9/2020), indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,35 persen ke level 91,821.

Sepanjang tahun berjalan 2020,  indeks dolar AS telah bergerak melemah sekitar 4,8 persen.

Senada, Tim Analis Monex Investindo Futures mengatakan bahwa harga emas kembali mendapatkan kekuatannya untuk bergerak menguat didukung oleh pelemahan dolar AS seiring dengan pidato bernada dovish dari The Fed.

“Harga emas berpotensi melanjutkan kenaikan menguji level resisten pertama di US$1.982 per troy ounce, penembusan level resisten ini berpotensi menopang kenaikan harga emas menguji level resisten berikutnya di US$1.988 per troy ounce dan US$1.995 per troy ounce,” tulis Tim Analis Monex Investindo seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (1/9/2020).

Namun demikian, jika emas bergerak  turun harga emas berpeluang menguji level support di US$1.965 per troy ounce dan penurunan lebih lanjut dari level support itu akan menekan harga emas menguji level support selanjutnya di US$1.958 dan US$1.953 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper