Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berhasil rebound seiring dengan pelemahan dolar AS dan proyeksi suku bunga AS akan berada di level rendah dalam jangka waktu yang cukup lama.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (1/9/2020) hingga pukul 18.36 WIB harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex berada di level US$1.997,1 per troy ounce, naik 0,97 persen. Pada pertengahan perdagangan, harga sempat kembali menyentuh level US$2.000 per troy ounce.
Sementara itu, untuk harga emas di pasar spot berada di level US1.989,51 per troy ounce, menguat 1,10 persen. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga telah bergerak menguat hingga lebih dari 30 persen.
Kepala Strategi SAV Markets Singapura Shyam Devani mengatakan bahwa tren penguatan emas akan berlanjut lagi setelah sempat terhenti di akhir Agustus 2020 seiring dengan tren pelemahan dolar AS.
“Secara umum, peningkatan besar-besaran dalam suplai dolar AS ke pasar dari stimulus Pemerintah AS dan kebijakan moneter The Fed akan membuat emas kembali dalam tren kenaikannya,” ujar Devani seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/9/2020).
Untuk diketahui, dalam simposium Jackson Hole, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa bank sentral akan berupaya mencapai rata-rata inflasi AS sebesar 2 persen, sehingga menguatkan sinyal bahwa The Fed akan membiarkan suku bunga di tingkat rendah untuk jangka waktu yang lebih lama.
Sentimen tersebut semakin melemahkan dolar AS hingga ke level terendah sejak 2018. Pada perdagangan Selasa (1/9/2020), indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,35 persen ke level 91,821.
Sepanjang tahun berjalan 2020, indeks dolar AS telah bergerak melemah sekitar 4,8 persen.
Baca Juga : Yes! Harga Emas Naik Lagi Mendekati US$2.000 |
---|
Senada, Tim Analis Monex Investindo Futures mengatakan bahwa harga emas kembali mendapatkan kekuatannya untuk bergerak menguat didukung oleh pelemahan dolar AS seiring dengan pidato bernada dovish dari The Fed.
“Harga emas berpotensi melanjutkan kenaikan menguji level resisten pertama di US$1.982 per troy ounce, penembusan level resisten ini berpotensi menopang kenaikan harga emas menguji level resisten berikutnya di US$1.988 per troy ounce dan US$1.995 per troy ounce,” tulis Tim Analis Monex Investindo seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (1/9/2020).
Namun demikian, jika emas bergerak turun harga emas berpeluang menguji level support di US$1.965 per troy ounce dan penurunan lebih lanjut dari level support itu akan menekan harga emas menguji level support selanjutnya di US$1.958 dan US$1.953 per troy ounce.