Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia ditutup dengan hasil variatif ditengah penurunan yang terjadi pada pasar saham Amerika Serikat.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (1/9/2020), Indeks S&P/ASX 200 Australia mencatatkan koreksi terdalam pada hari ini dengan penurunan 1,77 persen dan parkir di posisi 5.953,40. Penurunan ini disebabkan oleh lesunya performa saham perusahaan di sektor finansial.
Indeks Topix Jepang juga tercatat menurun 0,15 persen dan bertengger di level 1.615,81. Kontraksi juga terjadi pada Shanghai Composite China yang memerah 0,03 persen di level 3.394,58.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan ditutup di zona hijau dengan penguatan 1,01 persen di level 2.349,55. Hal tersebut ditopang oleh kesiapan pemerintah untuk meningkatkan anggaran untuk tahun 2021.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga terpantau berada di zona hijau pada level 25.191,98 atau naik tipis 0,06 persen.
Kenaikan pasar global sebesar 6 persen selama Agustus 2020 dan imbal hasil obligasi AS sebanyak 20 basis poin ditopang oleh optimisme pelaku pasar terhadap laju pemulihan ekonomi dunia. Hal tersebut juga didukung oleh kenaikan saham perusahaan-perusahaan teknologi pada indeks Nasdaq 100
Baca Juga
Tracie McMillion, Head of Global Asset Allocation Strategy Wells Fargo Investment Institute Mengatakan, pasar global kemungkinan akan mengalami turbulensi setelah mengalami penguatan sejak anjlok pada Maret 2020 lalu.
“Saat ini sedang memasuki musim yang kurang baik. Dengan adanya pemilu presiden di AS dan kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan jumlah kasus positif virus corona,” jelasnya.