Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mendapatkan momentum penguatan seiring dengan prospek perlambatan ekonomi negara terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat.
Pada perdagangan Senin (31/8/2020) pukul 06.31 WIB, harga emas spot naik 0,51 persen atau 10,02 poin menjadi US$1.974,85 per troy ounce.
Adapun, harga emas Comex kontrak Desember 2020 meningkat 0,28 persen atau 5,5 poin menuju US$1.980,4 per troy ounce. Indeks dolar AS koreksi 0,09 persen ke level 92,287.
Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas bergerak sejak akhir pekan lalu di tengah kembali munculnya kekhawatiran pasar akan kejatuhan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus Covid-19.
Hal itu terjadi meskipun adanya lonjakan yield Treasury AS setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell tawarkan lebih banyak tolerasi terhadap inflasi.
Strategi kebijakan moneter terbaru dari The Fed adalah mereka berjanji untuk mengatasi kekurangan dari target inflasi berbasis luas dan inklusif dari sektor tenaga kerja penuh waktu. The Fed juga menjanjikan untuk membidik inflasi rata-rata di level 2%.
Baca Juga
Obligasi AS jangka panjang naik ke level tertinggi dalam beberapa bulan pada hari Kamis. Obligasi AS yang lebih tinggi akan meningkatkan beban pemilik emas yang merupakan aset non imbal hasil.
Berdasarkan hitungan Worldometer, lebih dari 25,3 juta orang dilaporkan terinfeksi virus korona secara global dan sebanyak 850.014 jiwa telah meninggal dunia.
Sementara itu jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru masih disekitaran 1 juta pada pekan lalu, menunjukkan pemulihan di pasar tenaga kerja masih terhambat karena penyebaran virus Covid-19.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan setelah pembicaraan dengan kepala staf Gedung Putih Mark Meadows pada hari Kamis bahwa Demokrat dan Republik masih jauh untuk mencapai kesepakatan untuk seberapa besar uang akan dikeluarkan pada undang-undang bantuan virus corona berikutnya.