Bisnis.com, JAKARTA – PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) berupaya terus menggenjot pendapatan iklan dari televisi di paruh kedua tahun 2020.
Group Chairman of MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan, pihaknya menyiapkan sejumlah strategi guna memulihkan pendapatan dari iklan televisi setelah terkoreksi pada kuartal II/2020. Dia mengatakan, penurunan belanja iklan disebabkan oleh adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menghambat kegiatan ekonomi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan iklan jenis Non Time Consuming Ads (NTC). Dia menyebut, penerimaan perusahaan dari NTC sangat besar karena tarif penempatan iklan yang berada di dalam acara terbilang tinggi.
“NTC hanya dapat dilakukan oleh televisi dengan basis produksi yang besar, dan keempat stasiun televisi kami dapat melakukannya. Kami akan terus meningkatkan in house production agar mendapatkan semakin banyak NTC,” ujarnya dalam paparan publik perusahaan pada Rabu, (26/8/2020).
Selain itu, MNCN juga akan memaksimalkan iklan televisi untuk aktivitas e-dagang (ecommerce). Hal ini dilakukan dengan menyediakan QR Code pada iklan yang ditayangkan. Dengan demikian, konsumen dapat langsung memindai kode tersebut dan berbelanja di pengiklan tersebut.
Di sisi lain, perusahaan yang menaungi stasiun televisi RCTI, MNC TV, dan GTV tersebut juga akan tetap menggenjot penayangan iklan secara konvensional yang berdurasi 15 detik dan 30 detik.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, MNCN hanya mencetak pendapatan bersih sebesar Rp3,96 triliun sepanjang paruh pertama 2020, turun 6,70 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp4,25 triliun.
Penurunan tersebut diakibatkan pendapatan iklan nondigital atau iklan konvensional yang menjadi kontributor utama perseroan menyusut 13,51 persen secara year on year menjadi Rp 3,20 triliun.
Begitu pula laba yang dapat diatribusikan pada entitas induk perseroan tercatat anjlok 17,37 persen pada semester I/2020, menjadi Rp956 miliar dari yang sebelumnya Rp1,15 triliun.