Bisnis.com, PALEMBANG – PT Pinago Utama Tbk, calon emiten sektor perkebunan asal Sumatra Selatan, optimistis produksi tandan buah segar atau TBS sawit kembali meningkat setelah 3 bulan sebelumnya anjlok akibat kondisi cuaca.
Direktur Utama Pinago Utama Bambang Palgoenadi, mengatakan produksi TBS sawit selama Mei hingga Juli 2020 anjlok cukup dalam. Produksi TBS turun sebesar 40 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
“Ini dialami semua perkebunan sawit di Indonesia lantaran dampak El Nino 2019 yang membuat kebun kering,” katanya kepada Bisnis, Selasa (25/8/2020).
Bahkan, kata Bambang, kondisi penurunan produksi tersebut diluar prediksi meski perseroan telah merancang water treatment untuk mengatasi kekeringan di lapangan
Namun demikian, dia melanjutkan, produksi TBS mulai menunjukkan peningkatan, panen buah sawit diperkirakan kembali membaik pada bulan September hingga akhir tahun ini.
Adapun produksi TBS sawit perseroan mencapai 158.587 ton dari kebun inti dan kebun plasma atau meningkat 20 persen secara rata-rata tahunan (CAGR) selama tiga tahun terakhir.
Baca Juga
Diketahui, calon emiten berkode PNGO tersebut mengelola perkebunan seluas 17.656 hektare di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Kebun PNGO mayoritas ditanami sawit seluas 13.969 ha sementara sisanya, seluas 3.960 merupakan kebun karet.
Untuk kelapa sawit, sekitar 81 persen dari areal kebun merupakan area tanaman menghasilkan.
Bambang menambahkan perusahaan bakal menggunakan dana segar yang dihimpun lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk modal kerja, di mana salah satunya digunakan untuk pembelian TBS sawit.
“Karena industri perkebunan ini tidak ada matinya, TBS masih terus akan dicari. Kami juga nanti inginnya trading, beli CPO dari perusahaan kecil kemudian dijual untuk pasar ekspor,” ujarnya.
PNGO yang berdiri pada 1979 akan melepas sebanyak-banyaknya 156,25 juta saham baru ke publik. Adapun harga penawaran perdana telah ditetapkan senilai Rp250 per saham. Dengan demikian, Pinago Utama akan mengantongi sebanyak-banyaknya Rp39,06 miliar.
Sementara itu, Direktur PT Pinago Utama Tbk Meli Tantri menambahkan peningkatan produksi TBS diharapkan juga dapat diiringi dengan peningkatan harga komoditas sawit.
“Mudah-mudahan harga juga bagus saat produksi TBS naik sehingga tentu akan berpengaruh positif terhadap target bisnis kami,” katanya.
Meli memaparkan pihaknya mematok target laba sekitar Rp50 miliar hingga akhir tahun 2020. Pihaknya menghitung target tersebut dapat tercapai jika dibarengi dengan produksi di sisi hulu.
Sementara untuk pendapatan, PNGO menargetkan bisa mencapai Rp1,9 triliun sepanjang tahun 2020.