Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan kelapa sawit dan CPO PT Pinago Utama Tbk. (PNGO) menyampaikan jadwal pembagian sisa dividennya Rp40,6 miliar atau setara Rp52 per saham. Pembayaran dividen PNGO kepada para investor akan dilaksanakan pada 11 Juli 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dividen PNGO akan mengalami cum date di pasar reguler dan negosiasi pada Rabu 19 Juni 2024. Selanjutnya, tanggal ex dividen di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 20 Juni 2024.
Sementara itu, cum dividen untuk pasar tunai adalah pada 21 Juni 2024, dengan tanggal ex dividen di pasar tunai pada 24 Juni 2024. Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 21 Juni 2024. Tanggal pembayaran dividen akan dilakukan PNGO pada 11 Juli 2024.
Sebelumnya, berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023 yang digelar Jumat (7/6/2024), Pinago telah menyetujui pembagian dividen final tunai mencapai Rp93,5 miliar atau senilai Rp122 per lembar saham.
Dengan rincian yaitu sebesar Rp54,6 miliar atau setara Rp70 per saham telah didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen interim tunai pada tanggal 17 November 2023 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Direksi No.160/DIR/PU/X/2023 tanggal 26 Oktober 2023 dan disetujui Dewan Komisaris No.03/KOM/PU/X/2023 tgl 26 Oktober 2023.
“Sedangkan sisanya sebesar Rp40,6 miliar atau setara Rp52 per saham akan didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai dengan recording date pada tanggal 21 Juni 2024,” papar manajemen PNGO dalam keterangan resminya.
Baca Juga
Kemudian sisa laba bersih perseroan akan ditetapkan sebagai laba ditahan atau retained earning perseroan, serta memberikan wewenang kepada direksi perseroan untuk mengatur jadwal dan detail prosedur pembayaran dividen tunai.
Berdasarkan keterangan tertulis manajemen PNGO, produksi TBS pada tahun 2023 sebesar 179.913 ton atau lebih tinggi 11% dari tahun sebelumnya yang mencapai 162.559 ton.
Namun untuk TBS olah, terjadi penurunan dari 444.054 ton pada 2022 menjadi 438.424 pada tahun 2023. Kondisi itu disebabkan oleh pembelian TBS pihak ketiga yang mengalami menurun.
“Produksi CPO turun 1% dari 100.914 Ton di 2022 menjadi 99.766 Ton di 2023 yang disebabkan turunnya TBS olah, begitu juga dengan produksi kernel menurun sedikit dari 20.749 ton di 2022 menjadi 19.947 Ton di 2023,” tulis manajemen.
Di lain sisi, perseroan telah berhasil membukukan kenaikan produksi dari crumb rubber sebesar 17% atau 4.644 ton, yaitu dari total produksi 27.198 ton pada 2022 menjadi 31.841 pada tahun 2023.
Sementara produksi RSS menurun 16% dari 1.570 ton di 2022 menjadi 1.320 ton di 2023. “Turunnya produksi RSS dikarenakan turunnya produksi kebun karet sebesar 10% dari 2.485 ton menjadi 2.234 Ton di 2022.
Pihaknya juga mengklaim sepanjang 2023, perusahaan mencatat labar kotor mengalami penurunan 4,9%, atau dari Rp529 miliar pada 2022 menjadi Rp503 miliar di tahun lalu.
“Hal itu disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata komoditas, baik itu sawit maupun karet di tahun 2023 dibanding tahun 2022,” imbuhnya.
Secara keseluruhan perseroan berhasil membukukan kenaikan laba bersih tahun berjalan dari Rp173,3 Miliar di tahun 2022, menjadi 191,6 miliar di tahun 2023 atau meningkat sebesar 11% yoy.
“Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan perubahan nilai wajar aset biologis, penurunan beban keuangan, kenaikan laba selisih kurs,” jelasnya.
Untuk diketahui, luas areal tanam pada tahun 2023 telah mencapai 17.987 hektare, dengan areal tanaman sawit mencapai 13.834 hektare dan karet 3.890 hektare.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.