Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P 500 Tembus Rekor, Kekhawatiran Membayangi Bursa Saham AS

Manajer investasi mengkhawatirkan anomali pasar saham yang menanjak meskipun keputusan stimulus masih mandek.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan pasar saham Amerika Serikat pada minggu ini yang mencapai level tertinggi menjadi anomali, mengingat adanya gangguan politik atas paket stimulus fiskal senilai lebih dari US$ 1 triliun.

Mengutip Bloomberg pada Minggu (16/8/2020), mandegnya stimulus memicu kekhawatiran dari Wall Street hingga Capitol Hill, gedung pusat pemerintahan AS.

Kemarin, indeks S&P 500 ditutup melemah 0,02 persen atau 0,58 poin ke level 3.372,85, sedangkan indeks Nasdaq melemah 0,21 persen atau23,20 poin ke level 11.019,30.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,12 persen atau 34,30 poin ke posisi 27.931,02. Volume perdagangan tercatat 10 persen di bawah rata-rata pergerakan dalam 30 hari terakhir.

Pejabat Federal Reserve dan ekonom swasta sama-sama telah menekankan bahwa penurunan tajam dalam pengeluaran pemerintah membahayakan pemulihan dari kejatuhan bersejarah produk domestik bruto kuartal I/2020.

Namun, kebuntuan antara negosiator Republik dan Demokrat tentang bantuan virus corona baru membuktikan tidak ada hambatan bagi Indeks S&P 500 yang membukukan kenaikan minggu ketiga berturut-turut.

Beberapa manajer investasi memperingatkan reli membuat pasar lebih rentan terhadap aksi jual tajam jika pedagang tiba-tiba memberi harga "tanpa kesepakatan."

Sementara itu, di Washington ada kekhawatiran bahwa perolehan ekuitas telah menghilangkan apa yang mungkin menjadi titik tekanan bagi kedua belah pihak untuk bernegosiasi.

Sebuah petunjuk tentang apa yang bisa terjadi jika investor mengalihkan perhatian lebih mereka ke Washington datang pada hari Selasa, ketika Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan pembicaraan stimulus "sedikit menemui jalan buntu."

S&P 500 langsung merosot sebanyak 1 persen hari itu. Namun, S&P pulih untuk dengan kenaikan 0,6 persen pada minggu ini.

S&P 500 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 12 Agustus 2020, setelah ditutup di level 3.380,35.

"Saya berharap bahwa kelambanan dari Washington dan proses seputar perintah eksekutif masih akan mendorong pasar," kata Peter Tchir, kepala strategi makro di Academy Securities.

Trump pada 8 Agustus menandatangani perintah yang memperpanjang pembayaran asuransi pengangguran tambahan dan menawarkan kepada pengusaha penangguhan pengumpulan pajak gaji, meskipun tidak pasti seberapa efektif penerapannya.

Perkiraan dampaknya adalah tidak sebanding dengan rencana paket stimulus US$ 1 triliun yang diusulkan oleh Partai Republik, dan bahkan kurang US$3,4 triliun yang diajukan oleh Partai Demokrat.

Di Capitol Hill, Washington, staf dari kedua sisi parlemen secara pribadi memiliki kekhawatiran yang sama dengan beberapa manajer investasi.

Seorang staf senior Demokrat mengungkapkan keterkejutannya tentang kurangnya reaksi pasar terhadap kegagalan untuk memperbarui tunjangan pengangguran yang ditingkatkan melalui undang-undang kongres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper