Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Lanjutkan Pergerakan Variatif, Indeks Topix Menguat 1,78 Persen

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (3/8/2020), indeks Topix Jepang yang dibuka menguat pada pagi tadi melanjutkan pergerakan positifnya dan ditutup naik 1,78 persen di posisi 1.552,64.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia menutup hari pertama perdagangan pada bulan Agustus dengan hasil variatif seiring dengan kenaikan kasus positif virus corona dan tensi hubungan Amerika Serikat dan China yang memanas

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (3/8/2020), indeks Topix Jepang yang dibuka menguat pada pagi tadi melanjutkan pergerakan positifnya dan ditutup naik 1,78 persen di posisi 1.552,64.

Kenaikan juga dialami oleh indeks Kospi Korea Selatan yang ditutup di 2.251,04 atau menguat tipis 0,07 persen. Di China, indeks Shanghai Composite bergerak naik 1,67 persen dan terpantau di kisaran 3.365,19

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup di zona merah setelah terkoreksi 0,03 persen di level 5.926,102. Indeks Hang Seng Hong Kong juga mengalami pelemahan 0,66 persen ke level 24,433,08.

Perdagangan hari ini dipengaruhi oleh kenaikan jumlah kasus positif virus corona di beberapa wilayah di dunia. Negara bagian Victoria di Australia kembali memberlakukan pembatasan kegiatan di luar, sementara Filipina melaksanakan lockdown di daerah Manila dan sekitarnya.

Laju pemulihan ekonomi dunia terhambat seiring dengan kenaikan kasus ini yang turut berdampak pada pasar modal dunia, yang saat ini dalam reli positif selama empat bulan berturut-turut hingga Juli lalu.

“Pemulihan pasti akan terus ada. Namun, untuk kembali seperti level semula menjadi tantangan tersendiri yang akan membutuhkan dukungan fiskal dan moneter,” ujar Head of Fixed Income UBS Asset Management Australia Anne Anderson.

Sementara itu, hubungan China dan AS semakin memanas setelah pemerintah AS akan mengumumkan kebijakan terhadap daftar perangkat lunak asal China yang dinilai mengancam keamanan nasional. Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengatakan, kebijakan tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.

Hal ini kemungkinan akan memperluas kebijakan AS di bidang tersebut setelah sebelumnya melarang aplikasi TikTok. Adapun Microsoft Corp. Juga mengakui tengah dalam proses perundingan untuk membeli kegiatan operasi TikTok di Amerika Serikat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper