Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia mengawali perdagangan pada bulan Agustus dengan variatif seirng dengan kenaikan kasus positif virus corona dan tensi hubungan Amerika Serikat dan China yang memanas
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (3/8/2020), indeks Topix dibuka di zona hijau dengan kenaikan 1 persen. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 1 persen pada pembukaan sesi perdagangan.
Kontraksi juga dialami oleh bursa Kospi Korea Selatan dengan pelemahan tipis 0,1 persen. Sedangkan, indeks berjangka S&P 500 terpantau stagnan hingga pukul 09.30 waktu Tokyo, Jepang.
Perdagangan hari ini dipengaruhi oleh kenaikan jumlah kasus positif virus corona di beberapa wilayah di dunia. Negara bagian Victoria di Australia kembali memberlakukan pembatasan kegiatan di luar, sementara Filipina melaksanakan lockdown di daerah Manila dan sekitarnya.
Laju pemulihan ekonomi dunia terhambat seiring dengan kenaikan kasus ini yang turut berdampak pada pasar modal dunia, yang saat ini dalam reli positif selama empat bulan berturut-turut hingga Juli lalu.
“Pemulihan pasti akan terus ada. Namun, untuk kembali seperti level semula menjadi tantangan tersendiri yang akan membutuhkan dukungan fiskal dan moneter,” ujar Head of Fixed Income UBS Asset Management Australia Anne Anderson.
Sementara itu, hubungan China dan AS semakin memanas setelah pemerintah AS akan mengumumkan kebijakan terhadap daftar perangkat lunak asal China yang dinilai mengancam keamanan nasional. Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengatakan, kebijakan tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
Hal ini kemungkinan akan memperluas kebijakan AS di bidang tersebut setelah sebelumnya melarang aplikasi TikTok. Adapun Microsoft Corp. Juga mengakui tengah dalam proses perundingan untuk membeli kegiatan operasi TikTok di Amerika Serikat.