Bisnis.com, JAKARTA— Emiten bidang distribusi, solusi & konsultasi TIK PT Metrodata Electronics Tbk. membukukan kinerja moncer sepanjang semester I/2020. Kinerja positif tersebut ditopang peningkatan pendapatan yang meningkat selama masa pembatasan sosial berkala besar (PSBB).
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 156,0 miliar atau tumbuh 2,3 persen yoy dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 152,5 miliar. Salah satunya ditopang pendapatan perseroan yang naik 0,8 persen yoy dari Rp 6,20 triliun, periode yang sama pada tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 6,16 triliun.
Direktur MTDL Randy Kartadinata mengungkapkan bahwa kontribusi pendapatan masih didominasi oleh unit bisnis distribusi yakni sebesar 72 persen, diikuti oleh unit bisnis solusi dan konsultasi sebesar 28 persen.
Adapun kontribusi dari unit bisnis solusi dan konsultasi di masa pandemi ini meningkat dari yang semula 25 persen tahun lalu menjadi 28 persen di semester I/2020 ini sejalan dengan semakin banyaknya perusahaan melakukan transformasi digital.
Menurutnya, pendapatan bertumbuh seiring dengan permintaan akan produk, layanan, dan infrastruktur IT yang terus meningkat di tengah pemberlakuan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH).
Dia menyebut perseroan mampu mengejar penjualan yang sempat tertinggal pada kuartal sebelumnya sejak dilonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah.
Baca Juga
“Dengan dibukanya PSBB dan dimulainya masa transisi new normal di bulan Juni 2020, telah memberikan kesempatan Metrodata melakukan akselerasi ketertinggalan penjualan dua bulan sebelumnya, dan menghasilkan penjualan yang stabil dibandingkan tahun lalu,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/7/2020)
Di lain sisi, Direktur Utama MTDL Susanto Djaja menyebutkan, kondisi ini juga didukung oleh kesiapan dari seluruh elemen dan sistem yang dimiliki perseroan. Apalagi di tengah pandemi pelanggan membutuhkan respon yang cepat dalam pengadaan khususnya Notebook dan Personal Computer untuk bekerja WFH.
“Kami beruntung telah mempersiapkan diri untuk bekerja mobile sejak 10 tahun lalu di mana para tim sales kami sudah menerapkan mobile office. Alhasil, kami menjadi salah satu pilihan utama bagi para pelanggan di masa sulit ini,” ujar Susanto.
Susanto menambahkan bahwa meningkatnya kebutuhan IT turut menyebabkan Perseroan menaikan anggaran belanja modal mencapai Rp 450 miliar dari yang sebelumnya Rp 260 miliar. Sebesar Rp 440 miliar akan dialokasikan untuk pendanaan alat-alat IT, dan sisanya Rp 10 miliar akan digunakan untuk upgrade internal system TIK Perseroan.
Sementara itu, Randy mengungkapkan posisi keuangan Perseroan saat ini berada pada posisi yang sangat kuat. Di mana kondisi likuiditas Perseroan sangat baik diikuti dengan minimnya pinjaman bank serta financial institution lainnya.
Kondisi likuiditas sangat baik dengan posisi cash in bank mencapai Rp 1,4 triliun berasal dari hasil collection yang efektif di masa pandemi, jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana cash in bank hanya di kisaran Rp 700 miliar.