Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Melonjak, Smartfren (FREN) Masih Menderita Rugi Rp1,2 Triliun

Smartfren Telecom masih menderita kerugian FREN masih mencatatkan kerugian yakni Rp1,22 triliun dalam periode enam bulan 2020.
Model memperlihatkan aplikasi khusus streaming musik dari Smartfren yaitu SmartMusic saat peluncurannya di Jakarta, Minggu (10/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Model memperlihatkan aplikasi khusus streaming musik dari Smartfren yaitu SmartMusic saat peluncurannya di Jakarta, Minggu (10/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA —PT Smartfren Telecom Tbk. membukukan pertumbuhan pendapatan yang  signifikan sepanjang enam bulan pertama 2020. Namun, pencapaian tersebut belum mampu membuat kerugian berbalik menjadi keuntungan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan untuk enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2020, emiten bersandi FREN mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,30 triliun, naik 41,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Jumlah tersebut berasal dari pendapatan segmen telekomunikasi yakni pendapatan dari bisnis data Rp3,91 triliun dan pendapatan non-data Rp226,52 miliar. Kemudian ada pendapatan interkoneksi Rp61,69 miliar dan pendapatan lain-lain Rp101,83 miliar.

Di saat bersamaan, beban usaha perseroan juga ikut naik 22,86 persen, dari yang semula Rp1,81 triliun menjadi Rp2,25 triliun.

Secara akumulatifi, meski pendapatannya tumbuh signifikan sepanjang semester I/2020, FREN masih mencatatkan kerugian yakni Rp1,22 triliun. Jumlah tersebut bahkan lebih dalam dibandingkan kerugian semester I/2019 yang sebesar Rp1,07 triliun.

Sementara itu, di pos kewajiban jumlah liabilitas perseroan juga terpantau membengkak. Per akhir Juni 2020 perseroan memiliki liabilitas Rp23,25 triliun, naik 55,93 persen dari total liabilitas per 31 Desember 2019 yang sebesar Rp14,91 triliun.

Adapun liabilitas itu terdiri atas liabilitas lancar Rp7,35 triliun dan liabilitas tidak lancar Rp15,90 triliun. Dari jumlah tersebut mayoritas adalah kewajiban atas utang pinjaman dan liabilitas sewa pembiayaan.

Kemudian dari pos aset, per akhir Juni 2020 emiten telekomunikasi ini membukukan total aset sebesar Rp34,76 triliun, naik dari posisi aset per 31 Desember 2019 yang sebesar Rp27,65 triliun.

Kenaikan tersebut berasal dari pos aset tidak lancar yakni kenaikan nilai aset tetap yang menjadi Rp27,12 triliun dari yang sebelumnya Rp19,89 triliun. Adapun sebagai bagian dari aset lancar, jumlah kas setara kas akhir periode perseroan juga naik dari Rp196,77 miliar menjadi Rp349,17 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper