Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diramal Bisa Tembus 5.100 Pekan Depan, Cermati Isu Ini

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan ada beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pekan depan.
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan diperkirakan bergerakan konsolidasi melemah pada pekan depan.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 1,42 persen selama sepekan periode 29 Juni 2020 hingga 3 Juli 2020. Sepanjang rentang itu, posisi indeks naik dari 4,904,088 menjadi 4.973,794.

BEI juga mencatat terjadi kenaikan untuk kapitalisasi pasar bursa sebesar 1,46 persen dari Rp5.676,933 akhir pekan lalu menjadi Rp5.759,763. Namun, rata-rata volume transaksi harian bursa turun menjadi 7,164 miliar unit saham dibandingkan pekan lalu sebesar 7,948 miliar unit saham.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan ada beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pekan depan. Pertama, Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq yang menutup kuartal II/2020 dengan kenaikan.

Kedua, terdapat perbaikan data tenaga kerja di Amerika Serikat seiring pelonggaran lockdown. Akan tetapi, pelaku pasar mulai khawatir kenaikan kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat (AS) akan menggerus kenaikan lapangan kerja musim panas 2020.

Ketiga, lonjakan kasus Covid-19 membayangi pembukaan ekonomi. Hans mengatakan pelaku pasar pelu memperhatikan pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus bahwa yang terburuk belum datang dalam kasus pandemi corona.

Keempat, beberapa negara bagian AS melakukan penundaan pembukaan ekonomi akibat kenaikan kasus Covid-19 yang meningkat. Kondisi itu menurutnya menimbulkan kekhawatiran gangguan ekonomi.

Kelima, perkembangan vaksin akan menjadi sentimen positif pasar. Keenam, pelaku pasar akan memperhatiakn potensi perang dagang AS dan China.

Ketujuh, aktifitas bisnis di China membaik terutama akibat permintaan dalam negeri yang membaik. Perkembangan itu menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar.

Terakhir, Hans menjelaskan bahwa pasar Indonesia diwarnai sentimen positif data ekonomi. Akan tetapi, perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisis menurutnya menjadi indikasi bahwa Indonesia belum mampu memenuhi aturan WHO untuk pelonggaran seperti negara lain.

“Masalah kesehatan menjadi kendala utama ekonomi Indonesia,” ujarnya melalui riset Minggu (5/7/2020).

Anugerah Mega Investama memperkirakan IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.885—4.712. Selanjutnya, resistance di level 5.000—5.139.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper