Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

​Kantongi Kontrak Baru Rp7,5 Triliun, PTPP Terunggul di Antara BUMN Karya

Perolehan kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. paling tinggi dibandingkan dengan Adhi Karya, Waskita Karya, dan Wijaya Karya.
Proyek PT PP Presisi Tbk, anak usaha PT PP (Persero) Tbk./repro - pp-presisi.co.id
Proyek PT PP Presisi Tbk, anak usaha PT PP (Persero) Tbk./repro - pp-presisi.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. atau PT PP menjadi emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor konstruksi dengan perolehan kontrak terbesar hingga Mei 2020.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto menjelaskan bahwa perolehan kontrak baru sampai dengan Mei mencapai sekitar Rp7,5 triliun.

“Kalau sampai dengan Mei itu [kontrak baru] Rp7,5 triliun. Ya, kebetulan saja kita dapat besar di awal,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (30/6/2020).

Perolehan kontrak baru PTPP ini terpaut sekitar Rp4 triliun dari perolehan kontrak baru perseroan pada Januari—Mei 2019 yang mencapai Rp11,4 triliun. Namun, realisasi tersebut cukup untuk membawa PTPP menjadi emiten BUMN karya dengan nilai tertinggi dibandingkan para pesaingnya.

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyatakan bahwa perolehan kontrak sampai dengan Mei mencapai Rp3,14 triliun. Sementara itu, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. membukukan kontrak baru senilai Rp3,2 triliun pada periode yang sama. Adapun PT Waskita Karya (Persero) Tbk. membukukan kontrak Rp4 triliun hingga April.

Adapun, per April 2020, PTPP membukukan kontrak senilai Rp6,5 triliun. Dengan demikian, perolehan kontrak emiten berkode saham PTPP itu bertambah sekitar Rp1 triliun pada Mei.

Pada tahun ini perseroan menargetkan dapat meraup kontrak baru sebesar Rp40,36 triliun. Namun, dalam hasil kajian stress test dampak Covid-19 perseroan memperkirakan kontrak baru pada tahun ini hanya mencapai Rp23,57 triliun.

Sementara itu, hingga April perseroan sudah menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp1,01 triliun. Belanja tersebut terdiri dari Rp466 miliar di level anak, dan Rp553 miliar di level induk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper