Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Pasar AS, Bursa Asia Dibuka Menguat

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (26/6/2020), indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,6 persen setelah sempat naik 1 persen saat pembukaan. Kenaikan serupa juga dialami oleh bursa Topix Jepang.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar Asia dibuka menguat menyusul pergerakan positif bursa Amerika Serikat yang didorong oleh prospek kucuran stimulus untuk menghadapi dampak negatif dari lonjakan kasus positif virus corona

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (26/6/2020), indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,6 persen setelah sempat naik 1 persen saat pembukaan. Kenaikan serupa juga dialami oleh bursa Topix Jepang.

Sementara itu, indeks S&P/ASX200 Australia naik 1 persen setelah indeks berjangka S&P 500 juga bergerak ke zona hijau di kisaran 1 persen. Saham-saham perbankan meroket setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) berencana melonggarakan kebijakan penambahan modal.

Meski demikian, The Fed juga mengatakan kepada bank-bank peminjam terbesar bahwa mereka tidak dapat menambah dividen atau melakukan pembelian kembali (buyback) saham.

Pada perdagangan hari ini, kekhawatiran investor akan kembali diterapkannya lockdown yang dapat menghambat pembukaan ekonomi dapat menghambat sentimen positif pasar. Selain itu, investor juga tengah memantau lonjakan kasus positif virus corona pada beberapa negara bagian di AS.

Kenaikan jumlah kasus ini telah membuat negara bagian Florida dan Texas menunda fase selanjutnya dalam rencana pembukaan kembali kegiatan ekonomi. Sedangkan, di Inggris, para otoritas di bidang kesehatan memperingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi gelombang kedua lonjakan kasus positif.

Portfolio Manager di Villere & Co., Sandy Villere mengatakan, kebijakan yang diambil The Fed akan mendukung keadaan pasar. Ia juga memperkirakan dalam beberapa waktu ke depan, pasar masih akan mengalami sejumlah kontraksi.

"Saat ini pasar tidak terlalu mempedulikan fundamental atau laporan pendapatan. Pandemi virus corona menjadi fokus utama pelaku pasar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper