Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan akan kembali mencoba melawan prediksi dari Dana Moneter Internasional atau IMF pada sesi perdagangan akhir pekan.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan oleh IMF pada Rabu (24/6/2020) menekan seluruh bursa saham global. Tidak terkecuali indeks harga saham gabungan (IHSG) yang harus puas parkir di zona merah dengan koreksi 1,37 persen ke level 4.896,730 akhir sesi Kamis (25/6/2020).
Aksi jual investor asing masih berlanjut sepanjang sesi perdagangan dengan total net sell Rp225,72 miliar. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. kembali menjadi bulan-bulanan aksi jual dan memimpin daftar top net foreign sell.
Seperti diketahui, IMF memproyeksikan resesi yang jauh lebih dalam pada 2020. Tidak hanya itu, pemulihan diperkirakan lebih lambat dari proyeksi yang dikeluarkan pada April 2020.
IMF memprediksi produk domestik bruto (PDB) global akan menyusut 4,9 persen tahun ini atau lebih dalam dari proyeksi 3 persen yang dikeluarkan April 2020. Pada 2021, pertumbuhan hanya diperkirakan 5,4 persen atau turun dari prediksi sebelumnya 5,8 persen.
Di sisi lain, rencana penempatan dana pemerintah senilai Rp30 triliun kepada bank himpunan milik negara (Himbara) seolah tidak mendapat respons pasar.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) kompak parkir di zona merah Kamis (25/6/2020).
Koreksi paling dalam dialami oleh BBNI yang turun 4,01 persen ke level Rp4.550. BBTN menempel dengan koreksi 2,88 persen ke level Rp1.180.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan sentimen negatif dari IMF menutup katalis positif rencana penempatan dana pemerintah di Himbara. Sektor saham konsumer dan sektor saham industri menjadi penekan utama laju IHSG.
Lanjar menjelaskan bahwa secara teknikal pergerakan IHSG melemah namun masih berada dalam tren positif jangka menengah. Menurutnya, indeks mencoba bertahan di moving average 5 dan 20 hari.
Indikator Stokastik dan RSI terkonsolidasi di area tengah oscillator. Dengan demikian, IHSG diperkirakan masih akan bergerak moderat.
“IHSG cenderung mencoba ditutup di zona hijau dengan support resistance 4.830—4.965,” ujarnya melalui riset yang dikutip, Jumat (26/6/2020).
Sementara itu, pada awal sesi Kamis (25/6/2020), pasar saham AS dibuka berfluktuatif. Sempat dibuka terkoreksi, indeks acuan S&P 500 mencoba rebound.
Kondisi serupa terjadi untuk indeks Nasdaq Composite dan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA). Keduanya coba menguat setelah mengawali perdagangan di zona merah.
Hingga penutupan, Dow Jones berhasil menguat 1,18 persen, S&P 500 naik 1,1 persen, dan Nasdaq meningkat 1,09 persen.
Sentimen negatif proyeksi IMF berkolaborasi dengan kecemasan akan gelombang kedua Covid-19. Akan tetapi, muncul katalis positif dari rencana regulator yang melonggarkan sejumlah kebijakan investasi yang mendongkrak laju saham perbankan di bursa AS.
Dari dalam negeri, jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 1.178 orang pada Kamis (25/6/2020). Total positif Covid-19 di Indonesia mencapai 50.187 orang.
Reliance Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham-saham yang dapat dicermati yakni BRPT, BBNI, BMRI, PTBA, ANTM, SMRA, BSDE, ISAT, dan EXCL.
Tim analis MNC Sekuritas dalam laporannya menuliskan support terdekat IHSG berada di area 4.879. Waspadai apabila IHSG menembus support tersebut karena pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung koreksi dengan target koreksi berada di area 4.700 terlebih dahulu.
Namun, apabila IHSG naik menembus resistance 5.020, maka IHSG akan menguji area 5.040 dan 5.140 untuk menguat membentuk wave [v] pada pola diagonal.
Rekomendasi saham hari ini ialah buy on weakness saham JPFA, BSDE, BBNI, dan sell on strength JSMR.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek. Hari ini IHSG berpotensi bergerak melemah dalam rentang 4.789 - 4.971.
Saham pilihannya adalah ICBP, SMCB, MYOR, SMGR, SRIL, UNVR, BBCA.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia William Mamudi menyampaikan IHSG (4.897) masih membentuk doji-doji berkepanjangan. Ini memberi indikasi sideways market 4.700-5.100 masih akan berlanjut menjelang penutupan 1H20.
Untuk hari ini pihaknya menyukai saham INCO, SCMA, JSMR dengan rating trading buy, dan EXCL dengan rating trading sell.
Simak pergerakan IHSG hari ini secara live.
Pergerakan IHSG berakhir naik 0,15 persen atau 7,36 poin ke level 4.904,09 pada perdagangan hari ini.
Pergerakan IHSG naik 0,29 persen atau 14,34 poin ke level 4.911,07 menjelang penutupan perdagangan hari ini.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat tipis 0,12 persen atau 6,67 poin ke level 4.902,4.
Sepanjang perdagangan, IHSG berfluktuasi dalam kisaran 4.882,14-4.941,14.
Awal sesi II, IHSG naik 0,12 persen atau 5,69 poin menuju 4.902,43.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat tipis 0,13 persen atau 6,38 poin ke level 4.903,11.
Sepanjang perdagangan, IHSG berfluktuasi dalam kisaran 4.882,14-4.941,14.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat tipis 0,05 persen atau 2,38 poin ke level 4.899,11.
Sepanjang perdagangan, IHSG berfluktuasi dalam kisaran 4.882,14-4.941,14.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan dengan penguatn 0,82 persen atau 40,3 poin ke level 4.937,04.